Lola
suka sekali bermian piano. Sejak kelas 1 SD Lola sudah kursus piano di sekolah
musik ‘Kusukamusik’. Diusianya yang
menginjak 10 Tahun, Lola bersama teman-temannya diberi kesempatan oleh pihak
sekolah musik untuk mengikuti resital anak. Kesempatan ini diberikan untuk
murid yang mendapat nilai baik saat ujian. Lola sangat senang bisa mengikuti
resital anak. Ia bersemangat untuk berlatih, karena kali pertama Lola
mempersembahkan lagu favorit pada sebuah resital. Setiap hari Lola berlatih baik
di sekolah musik maupun di rumah. Mama Lola bangga melihat Lola tekun berlatih.
Kelak saat besar nanti Lola ingin menjadi seorang pianis seperti Kakek. Dia
ingin bisa bermian piano di gedung pertunjukan megah.
Saat
kecil Lola sering melihat Kakek berlatih maupun mengajar piano. Kakek Lola
seorang pianis, beberapa kali Lola juga diajak kedua orang tuanya untuk
menonton Kakek pada resital musik. Lola sangat senang bisa diberikan kesempatan
tampil di resital. Ia tidak sabar menunggu saat resital anak berlangsung. Ia giat berlatih agar dapat menunjukkan
kemampuan terbaik bermian piano.
Saking
bersemangat berlatih Lola sampai lupa tidur siang, sehingga membuatnya mengantuk
pada sore hari. Sore hari Mama ingin
mengajak Lola menjenguk Tante Mila di rumah sakit. Ternyata Lola tertidur di
sofa ruang tengah. Mama melihat Lola tampak lelah karena sejak siang berlatih
piano. Akhirnya Mama pergi sendirian.
…
Hari
yang ditunggu pun datang. Lola deg-degan tapi tidak sabar memainkan lagu
favoritnya. Secara bergantian murid-murid terpilih mempersembahkan permianan
musik. Tibalah saatnya Lola beraksi. Pemandu acara resital segera mempersilakan
Lola tampil,
“
Selanjutnya kita tampilkan solo piano dari Lolita.”
Semua
penonton memberikan tepuk tangan semangat untuk Lola. Lola tampak gugup namun
setelah mengatur nafas, Lola mulai menjentikkan jari pada tuts piano dan
memiankan sebuah lagu. Lola dapat membawakan
lagu dengan baik, meskipun tersedia partitur di depannya. Ia terbawa alunan
melodi sehingga membuat kepala dan badan bergerak mengikuti irama.
Lola semakin terbawa alunan lagunya, kepala
dan badannya terus bergerak seperti penari. Tiba-tiba terjadi hal yang aneh, perlahan
grand piano yang dimainkan Lola terangkat, Lola pun ikut terangkat. Semakin
lama grand piano dan Lola terangkat tinggi dan melayang. Para penonton, kursi
penonton, dan benda-benda diskeitar ikut melayang. Semua bergerak mengikuti
alunan riang yang dimainkan oleh Lola. Lola takjub melihat dirinya melayang dan
grand piano itu berdenting tanpa disentuh. Lola melihat Mama, Papa, dan
penonton ikut melayang dan bergoyang mengikuti irama lagu. Lola merasa seperti
sedang mengadakan resital di luar angkasa. Lagu terus mengalun. Lola tidak hanya
melihat para penonton, dua boneka kesayangannya si Beno Kelinci dan Teki ikut bergoyang melayang. Cukup panjang lagu yang dibawakan Lola bersama
grand piano melayang itu, tanpa terasa lagu pun hampir habis. Alunan pun mulai
melambat. Perlahan para penonton, kursi, dan beberapa bneda mendarat ke tempat
semula. Lola dan piano besar itu pun perlahan mendarat ke panggung. Namun
pendaratan Lola tidak mulus. Lola tidak kembali ke tempat duduknya tetapi tersungkur
jatuh di lantai panggung.
“
Aduuh...”, keluh Lola sambil mengelus pinggang.
Lola
heran melihat dirinya di lantai. Namun yang membuatnya semakain heran saat Lola
melihat sekelilingnya, berbeda tidak seperti di aula resital. Kini ia melihat buku,
krayon, dan partitur lagu berantakan di meja ruang tengah. Si Beno dan Teki
berserakan di lantai. Ternyata Lola sangat menantikan hari resitalnya sampai
terbawa mimpi dan membuatnya jatuh dari sofa. Lola menceritakan mimpinya pada
Mama dan Papa. Mereka tertawa saat mendengar mimpi lucu itu. Papa senang
melihat Lola bersemangat latihan. Papa berpesan agar Lola tetap menjaga
kesehatannya dengan makan dan istirahat yang cukup.
Lola
berpikir jika mimpinya menjadi kenyataan pasti menyenangkan sekali ya, bisa
bermian piano sambil melayanng dan bergerak mengikuti alunan musik. Lola sampai
tertawa sendiri jika mengingat mimpinya itu.
(Angelina Ratih Devanti, 10
Februari 2015)