Ceritaku Bersama Teman Spesial
#7 Bermain Musik Bersama Dio
Dalam
rangka merayakan hari anak nasional Sekolah Ceria mengadakan lomba antar kelas.
Salah satu lomba adalah lomba gerak dan lagu. Semua kelas wajib memberikan
pertunjukan terbaik. Kelas Matahari yang dipimpin oleh Pak Nana, tidak mau
kalah mengikuti lomba ini. Pak Nana bersama murid-murid merundingkan
pertunjukan yang akan ditampilkan. Mereka akan membuat drama musikal mini.
Sebagian murid bermaian peran dan lainnya bermain alat musik.
Pak
Nana dan murid-muridnya membuat cerita dan memilih lagu menarik. Namun Pak Nana bingung, kalau semua murid
bermain peran dan bernyanyi siapa yang akan bermain alat musik ya? Pak Nana
mahir bermain gitar namun kurang lengkap jika hanya diiringi gitar. Pak Nana
bertanya kepada muridnya yang bisa bermian musik. Murid-murid pun bingung.
Siapa ya yang bisa membantu Pak Nana?
“
Rika, kamu saja yang bantu Pak Nana, kamu kan les biola.”, ujar Leo.
“Kamu
bisa main biola, Rika?”, tanya Pak Nanan.
“Saya
baru belajar, Pak. Belum lancar.”, jawab Rika malu.
“
Wah siapa lagi yang bisa bermain alat musik?”, tanya Pak Nana.
Semua
murid saling memandang bingung. Kira-kira siapa yang bisa bermain musik ya? Pak
Nana ingin satu anak bermain piano. Tiba-tiba saat mereka sedang berunding,
‘JDUUK!’
Semua
menoleh kearah pintu.
“Aduuh!”,
terdengar suara dari balik pintu.
Pak
Nana segera melihat yang terjadi. Ternyata Dio datang. Melihat Dio terbentur
pintu beberapa temannya malah tertawa. Hari ini Dio tidak memakai kacamata sehingga
pandangannya semakin tidak jelas.
“
Kacamata Dio mana?”, tanya Pak Nana.
“
Ketinggalan di rumah nenek, Pak. Nanti sore baru diambil.”, jawab Dio.
“Pakai
kacamata saja masih suka nabrak, sekarang malah nggak dipakai.”, ujar Nino.
“Temennya
sakit kok malah ditertawakan, sudah..sudah.. “, Pak Nana menennagkan suasan
kelas yang ramai sambil membantu Dio.
Doni
teman sebangku Dio, membantunya ke tempat duduk. Pak Nana kembali berdiskusi tentang pemain
msuik untuk drama musikal. Semua murid masih tampak bingung menentukan siapa
yang akan membantu Pak Nana untuk bermain msik.
“
Pak, Dio kan bisa main piano, Dio saja.”, ujar Doni.
“
ahahahahaha….”, semua murid serempak tertawa. Namun Pak Nana malah bingung
karenanya. Pak Nana memastikan kepada
Dio apakah Dio bisa bermian piano seperti yang dikatakan Doni. Dio hanya mengangguk pelan.
“mata
empat emang bisa main piano, nanti kalau salah lagunya gimana?”, bisik Rara
pada Sisi.
“
Iya, ya. Dia kan suka nabrak-nabrak, nanti kalau main piano salah pencet tutsnya
gimana?’, ujar Sisi.
“
Dio kan pernah mengiringi upacara 17 agustus di kecamatan. ”, ujar Doni. Pak Nana
ingat saat Dio mengiringi upacara bendera di kecamatan. Ibu Kepala sekolah
memilih Dio karena Dio memang mahir bermain piano. Sejak kecil Dio diperkenalkan
piano oleh orang tuanya. Dio memang tidak bisa melihat dengan baik karena
terdapat gangguan pada matanya, namun Dio cepat sekali belajar musik. Dio pun
bisa memainkan lagu apapun dengan piano.
Akhirnya
Pak Nana mengajak semua muridnya ke aula besar untuk latihan pertama. Di sana
ada piano besar. Pak Nana telah
menyiapkan cerita dan lagu. Semua murid giat berlatih untuk menampilkan
pertunjukan terbaik. Dio dibantu Pak Nana dan Doni menyusuri piano besar itu. Beberapa teman Dio masih ada yang belum
percaya bahwa Dio bisa bermain piano.
“
Emang si mata empat bisa main piano?”, bisisk Joni.
“
Pintu saja dia tabarak, nanti pianonya rusak lagi karena salah pencet”, bisik
Andi.
“
Rika, kamu saja yang main biola daripada Dio.”, ujar Sisi.
“
Aduh, aku belum mahir, takut salah nanti”, jawab Rika ragu.
Pak
Nana telah memberikan aba-aba bahwa latihan akan segera dimulai. Latihan
diawali dengan latihan bernyanyi. Pak Nana meminta Dio memainkan lagu Cublak-cublak Suweng. Lagu ini akan digunakan
dalam pertunjukan. Dio dapat memainkan
lagu Cublak-cublak Suweng dengan baik. Ia sama sekali tidak merasa kesulitan
unttuk memainkan. Sebelumnya Pak Nana meminta Dio untuk mendengarkan lagu itu
dari rekaman. Dio bisa memainkan lagu itu lebih baik dari rekaman. Alunan yang
dimaninkannya terdengar riang. Pak Nana bangga Dio memainkannya lebih baik.
“
Wah, Bagus ya,ini lagu apa sih, Pak?”, tanya Santi.
“
Ini kan lagu cublak-cublak suweng.”, bisik Sisi.
“
Bagus Dio!”, puji Pak Nana.
“
hebat juga si mata empat, tapi lagu lainnya emang bisa?”, ujar Andi.
Mereka
pun berlatih lagu-lagu yang disiapkan Pak Nana. Dio dapat mengirirngi
teman-temannya bernyanyi. Pak nana pun ikut mengiringi dengan gitarnya. Latihan hari ini sangat menggembirakan. Walaupun
masih ada beberapa teman yang meragukan, Dio tetap mengirirngi dengan gembira. Latihan berikutnya semua murid dapat
menampilan perkembangan yang baik agar dapat memeberikan yang terbaik pada
perlombaan nanti.
Saat
perlombaan pun tiba. Semua murid kelas matahari terlihat semangat menampilkan
pertunjukan. Dio dan Pak Nana mengiringi
teman-teman bermian peran dan bernyanyi. Satupun lagu yang dibawakan oleh Dio tidak ada
yang salah dan semuanya terdengar indah. Pak Nana bangga padanya. Teman-teman Dio yang selalu mengejeknya ‘si
mata empat’ menjadi sadar bahwa Dio walalupun pandangannya terbatas tetapi bisa
membuat mereka belajar dan Kelas Matahari menjadi pemenang lomba gerak dan
lagu. Waah pasti mereka gembira ya.
Jika
teman-teman mempunyai teman seperti Dio, mengalami gangguan penglihatan, yuk
kita bantu. Mereka juga punya kelebihan, jadi jangan pernah meragukan mereka
meskipun mereka terbatas, ya. Cara membantunya bagaimana? Jika mereka merasa kesulitan
melihat atau membaca teman-teman bisa membantu membacakan tulisan yang tidak jelas.
Mereka teman yang baik juga. Melalui kelebihan mereka kita bisa belajar. J
(Angelina Ratih Devanti, 25 Agustus
2014, terinspirasi dari: Adik-adik musisi hebat yang telah membantuku saat
menyusun tulisan ilmiah)