Thursday, June 17, 2010

Melodi dalam Pondok

Bentuknya tidak terlalu apik buatku cukup minimals tidak terlihat seperti istana tapi pandanganku seakan tidak mau berpaling pada pondok itu. Pagarnya saja dipenuhi tanaman hias yang sudah mulai rimbun, tapi yang lebih membuatku tertarik adalah aku ingin melihat kedalamnya

Suasana dari luar yang tampak sunyi sepi seperti tidak ada penghuninya. Aku masih belum beranjak dari tempat pengamatanku yaitu pohon jambu klutuk yang ada di seberang pondok itu.

Kakiku mulai kugerakkan maju perlahan, perlahan, dan perlahan sampai pada pagar tanaman itu. Hmm.. tidak dapat terlihat apapun

Tapi…

Telingaku mampu mencerna suatu suara yang datang, aku berusaha untuk menangkap suara itu, langkahku sedikit maju kedepan..

Terdengar sebuah melodi riang mengalun bersama chord pengiringnya. Aku semakin penasaran apa yanag ada di dalam pondok itu lagkahku semakin kudorong untuk maju. Sayup-sayup terdengar dentingan melodi itu, namun telingaku semakin peka ada melodi lain yang terdengar berbeda. Melodi yang tergesek sendu melengking sehingga membuat telingaku pun terhanyut dalam mirisnya.

Lalu..

Telingaku menagkap paduan dari keduanya, dentingan riang bersama melodi miris. Tanpa sadar kepala ku bergerak mengikti tempo yang dihasilkan oleh keduanya, hmm..nampaknya melodi-melodi itu telah memasuki rongga telinagku paling dalam dan dalam kesadarannku. Suara jangkring, atau angin saja sampai tidak diberikan kesempatan untuk masuk edalam telingaku.

Wah telinga ku diberikan suara dan getaran lagi oleh suara lain..

2 melodi itu mengalun pelan, pelan dan terdiam berganti sebuah melodi petikan dari jari berbakat, rasanya telingaku tidak akan mau pergi dari tempat itu dan telingaku dibuatnya penasaran oleh melodi-melodi itu. Aku ingin melihat ke dalam pondok namun si ragu masih ada di hadapanku..

Melodi petik itu masih terdengar, tiba-tiba dentingan riang itu seakan berlari ingin mengiringinya. Telinagku kembali mendengar paduan melodi itu (lagi)

Tapi..

Melodi miris terisak itu tak tertangkap oleh jaring telingaku, kemanakah dia??

Perlahan melodi dentingan itu memudar dan melodi petikkan pun berjalan pelan seakan dia lelah dan telingaku tak bisa meangkap melodi satupun dari melodi-melodi yang kudengar dalam pondok itu

Telingaku hanya mengakap suara angin kesunyian dan kali ini si jangkrink yang terdengar

krik..krik..krik..”

.

Denyut jantungku pun seakan mengikuti tempo suara angin, berdetak stabil pelan…

Tapi..

WAAAAWW…

Aku tersentak dahsyat ketiga melodi itu membuat detak jantungku berdetak sesuai tempo melodi yang kali ini kudengar. Melodi dentingan riang berpadu, gesekkan miris terisak, dan petikkan jari berbakat

Mereka saling berpadu membentuk melodi yang sangat nyaring dan apik membuat suasana sunyi pondok itu berganti seperti bak suasana ketika hadir dalam sebuah resital musik terbesar tahun ini. Dan dalam ketidaksadaranku pun aku mampu melihat sumber melodi-melodi itu

Aku melihat…

Aku tercengang…

Mata dan telinga ku berkolaborasi menangkap semuanya,

Seorang pianis cantik yang anggun membuat tarian jemari diatas tuts grand piano hitam…

Seorang gadis cilik menopangkan dagunya pada violin ¾ menggeskkan melodi melengking diatas senarnya

Dan…

Aku jatuh terkagum pada seorang yang tak dapat kulihat wajahnya namun aku mampu melihat jari-jari hebatnya membuat petikkan menawan…

Aku terdiam, terdiam karena aku merasa jiwaku seakan bersama masuk ke dalam diri mereka dan melodi yang mereka lantunkan

Pondok yang dipenuhi melodi-melodi riang, miris, dan menawan membuat sebuah kesederhanaan tersulap menjadi Apik

Dan aku tersadar pondok itu sederhana tetapi mampu menyihir dengan keindahan yang dihasilkan dari dalamnya

Rangkaian melodi hidup telah membuat pondok sederhana itu menjadi sangat mewah bak istana negri dongeng

By me June 12th 2010, 07.19 inspired by : music music and music