Sunday, March 28, 2010

Cinta untuk Yang Tak Terlihat dan yang terlihat

Bicara tentang Cinta..

Berbagai peribahasa, nasehat, puisi, lagu, pepatah, bahkan Doa berbicara tentang cinta.

Cinta diberikan dari dan untuk mereka yang menerti arti cinta

Lalu apa arti Cinta?

Setiap orang berhak mengutarakan arti cinta berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan peresapan sebuah cinta.

Sang Pelaku Cinta, siapakah yang menjadi sang pelaku cinta?

Adalah aku, kamu, kita, dan yang pasti adalah Dia. Kepada siapa cinta itu di bagi di berikan, dan diserahkan kepada seseorang dan semua orang

Cinta tidak terbatas diberikan pada yang terlihat oleh mata lahir tetapi Cinta pun diberikan kepada Yang Tak Terlihat oleh Mata lahir namun harus dilihat berdasarkan mata batin dan iman.

Rupa dari sebuah cinta oh.. bukan sebuah namun lebih dari sebuah cinta, yaitu ketulusan, pengorbanan, kesabaran, kejujuran, kesetiaan, pengharapan, Kasih, Persaudaraan, dan semua yang terkait dengan cinta yang universal.

Berikanlah semua cinta yang ada dalam hidup untuk yang Tak terlihat dan yang terlihat. Meskipun tidak Terlihat tetapi hadirnya nyata dan jelas melebihi yang terlihat. Mungkin yang Tak terlihat hadir dalam yang terlihat. Terkadang diri tak menyadari hal itu bahwa yang Tak Terlihat kurang diberikan Cinta yang kita punya daripada yang terlihat. Tetapi mungkin yang terlihat pun sulit dicintai karena sibuk dnegan diri sendiri atau bahkan Yang Tak terlihat dan Yang terlihat tidak mendapatkan segenggam cinta yang kita punya?

Berikanlah segala cinta, ketulusan, dan kesetiaan, serta pengharapan pada Yang Terlihat, yaitu Tuhan yang senantiasa memberikan cinta dan Kasihnya setiap saat, setiap waktu bahkan melebihi waktumu mencintaiNya. Dan berikanlah cinta kepada Yang terlihat, yaitu sesamamu entah itu sahabat, keluarga, pasangan hidup ataupun orang lain yang belum tentu kau kenal namun sangat membutuhkan cinta dan Kasih itu.

Aku mau belajar dan memberikan cinta itu dengan hidupku kepada Engkau Tuhan, yang mungkin aku tak bisa melihatmu secara lahir namun aku yakin aku bisa melihatMu secara batin dan iman.

Aku mau belajar dan memberikan cinta itu dengan hidupku kepada kalian semua yang dapat kulihat dengan mata lahirku namun sedikit yang dapat kulihat dengan mata batinku


By : me 2nd March 2010

Thursday, March 25, 2010

Mau dibuang dimana sampah ini ??

Mau dibuang dimana sampah ini ??


Bau busuknya sudah menusuk hidungku yang sedang pilek ini..

Lalat-lalat sudah mulai datang menghampiri asal bau-bauan tak sedap ini

Semua tergeletak begitu saja dilantai yang dingin karena habis hujan

Di halaman depan pun daun-daun kering yang berjatuhan sudah hampir menjadi debu, berserakan dimana-mana membuat halaman yang sebelumnya apik menjadi kumuh

Kertas-kertas bekas curhatan sahabat pena berhamburan dimana-mana, koran-koran bekas guntingan-untingan kolaswe pun berhamburan

Sisa-sia potongan sayur, buah, atau sia sisk ikan juga tergeletak begitu saja di meja dapur tempat aku bereksperimen

Semua itu ingin kubunag di tempatnya masing-masing namun apa daya semua tempat samapt yang ada di rumahku yang sederhana ini entah tidak menunjukkan batang hidungnya, entah siapa yan telah menyembunyikannya. Ingin rasanya kubunag semuanya karena membuat ku tak nayaman saat ku bersantai di rumah.

3 tong sampah yang biasa kugunakn untuk membuang, sisa dedaunan kering, kertas-kertas bekas, dan sampah-sampah eksperimentku, mendadak tidak ada pada tempatnya.

Kucari kepelososk rumah.

Kumulai dari depan manatong smapah ungu tempat sang sampah daun berkumpul ?? kucari kepelosok halman tidak kutemukan.

Kemudian kucari tong sampah biru di dalam kamarku untuk kutaruh semua smapah-sampah kertas dari kegitanku membuat suatu karya. Tak kutemukan juga.

Di dapur pun aku tak menemukan juga tong sampah pink biasa aku mebuang sisa-sisa eksperimen memasakku.

Semua sampah itu tergeletak semkain menimbun sampai muncul sampah-sampah baru.

Aku heran, bingung, akan kubunag kemana lagi semua sampa itu karena ketiga tong sapahku tiba-tiba tak ada di rumahku yang sedrhana ini

Harus dibuang dimana lagi semua sampah ini??

Aku terdiam, terduduk dalam bingung, kesal karena sudah semkin bau busuk sampah itu dan lalalt-lalat mulai berdatangan.

Aku masih terdiam…

Dalam diam aku mendapatkan sebuah ide, ya baiklah semua kan kumasukkan dalam satu trash bag super besar dan akan kukirim semua sampah yang mengotori rumahku ke tempat yang jauh lebih besar sehingga dapat menampung semua sampah-sampah itu.

Aku pergi ketempat pembuangan sampah yang besar itu dan bertemu dengan seorang Bapak, Ia berkata, “ buanglah sampah yang memang sudah tidak layak kau daur ulang dan daur ulanglah sampah yang masih bisa kau daur ulang sehingga kau dapat pergunakan kembali menjadi barang yang berguna untuk hidupmu”

Aku pun sejenak bertutur tentang kehilangan 3 tong sampah itu, “ biasanya aku mebuangnya pada tong smapah-tong smaapah yang da di rumahku tetapi entah aku tidak menmukan tong sampah itu, Pak? “, keluhku. Bapak itu hanya tersenyum ramah padaku dan membantuku mengangkat trash bag yang kubawa tadi..


By me 24th march 2010 02 : 00

3 tongsampah hidup yang hilang tiba-tiba saat aku ingin membuang 'sampah’ ini

Lukisan tanpa warna

Seorang pelukis muda sedang mepersiapkan sore senggangnya dengan peralatan lukis, sebuah kanvas, sebuah plaet, beberapa cat warna-warni, dan sebuah kuas, oh tak ketinggalan sebatang pensil. Dia hendak mengisi sore kosongnya dengan membuat sebuah karya spontan dari sebuah ekspresi. Namun sejenak dia terdiam ketika kanvas telah berserah untuk dicoretkan. Tangan si pelukis sudah menggenggam si pensil. 15 menit berlalu sang pelukis masih terus mentap kanvas kosong yang ada dihadapannya. Mereka hnaya saling berpandangan satu sama lain

Sang pelukis berkata pada kanvas, “ Aku bingung akan menorehkan objek apa pada tubuhmu?”,

Kanvas hanya terdiam, karena memang ia tak kaan pernah bicara.

Sang pelukis terus menatap kanvas itu sambil terus menggemnggam sang pensil untuk membuat sktsa awal.

Dia berkata kepada si pensil, “ Kau sudah kugenggam erat namun kenpa tangan ini tak mmapu bergerak menorehkan sesuatu pada tubuhnya??”,

Hening….

Tangan [elukis iitu mulai bergerak perlahan dia menorehkan goresan pensil pada kapas itu sedikit demi sedikit kanvas putih itu telah tertoreh sebuah objek.. tangan sang pelukis terus menggoreskan pensil dlaam genggamannya itu pada kanvas kosong tadi.

Dan..

Tergambarlah disna 2 malaikat dengan banyak awan disekitarnya

Namun…

Tangannya kaku ketika sang kuas akan menyentuh sang cat dengan berbagai warna

Sang pelukis terdiam kebali dan kali ini dia menatap tajam kedalam kanvas yang telah ia torehkan dengan wajah yang bingung dan banyak diliputi ganjalan hati dia bingung warana apa yang pantas untuk ia torehkan pada lukisannya itu.

Lukisan tanpa warna, hanya sebuah goresan sketsa, apkah itu pantas dikatakn sebuah lukisan??

Tangan yang tak mampu menggerakkan sang kuas untuk memberikan warna-warna indah pada sang kavas.yang telah tergambar 2 malaikat Ataukah memang warna itu tak bisa tergoreskan dan hanya menjadi lukisan tanpa warna ??


By me 24th march 2010 00:33

Warna-warni yang sempat tak tertoreh pada sebuah kanvas hidup.

Sunday, March 21, 2010

If you're not the one

sepenggal lirik dari sebuah lagu yang di bawakan oleh Daniel Bedingfield yang akhir-akhir ini menyentuh tiba-tiba saat 'si galau' mengajak 'si penulis' bermain...

... and i hope you are the one, i share my life
and i wish that you could be the one
i die...


jika terdengar dari awal sampai pada akhir lirik terasa adanya harapan ingin bersama dengan seseorang yang bisa menemani dalam hidup...
namun sekarang karena datangnya 'si galau' yang ingin terus bermiaan, sehingga pikiran dan hati bingung siapakah sosok
' you' seperti pada lirik tersebut???
meskipun dalam sebuah pikiran terbersit bayangan-banyang sosok "you"


by me 21 march 2010 15:11

Rasa manis yang dingin

Rasa manis yang dingin


fan sering melihatnya namun sama seklai ia tidak menyentuhnya karena begitu dingin dan pasti tidak bisa dirasakan karena hambar seperti meneguk segelas air. Dia beku, bening seprti kaca, dingin, sedikit tajam, mungkin mudah disentuh tapi akan meleleh dan lenyap. Fan sering melihatnya dan hm.. hanya sebuah bongkahan esbatu besar bening namun terdapat sudut-sudu tajam seperti pisau.

hm.. dingin, keras, dan ngga bisa dimakan, enakan juga es serut atau es kri sekalian !”, ujarnya saat melihat bongkahan es batu itu.

Kemudian dia pergi dari bongkahan s batu besar itu.

Fan berjalan kembali pada penjual lolipo. Lolipo yang dijual berwarna-warni dan besar. Kemdian dia berpikir untuk membeli. “ hmmm.. ini kayaknya enakpasti manis !” dia mengambil lolipo itu dan dugaannya benar lolipo itu manis dan setiap saat dapat dia rasakan bagaimana manisnya dan dapat menemaninya saat membaca dongeng yang dibelikan Ibunya. Lolipo sebesar itu pasti tidak akan habis dalam waktu semlam. Fan menaruh dalam toples tertutup agar esok hari ia dapa menikmatinya lagi dan tidak dihinggapi si semut-semut.

Beberapa hhari kemudian dia berjalan lagi dan menemui pedagang es. Disana masih terlihat bongkahan es batu besar yag ia lihat sebelumnya. Dalam hatinya dia bertanay buat apa sih si bongkahan es ini dijual, dimakan juga keras dan nggak ada rasanya.

Hmm.. es batu segede gitu kok dijual apa enaknya nggak ada rasanya, mana ada yan tjam lagi, huu “, Fan pun melengos pergi dari situ.

Fan masih berpikir tentang si bongkahan es batu itu, sambil menjilat lolipo besarnya dia berpikir bongkahan es batu yang tak bergua itu buat apa dijual. Tiba-tiba panangannya tertuju pada sebuah gelas yang berisis minuman berwarna orange dan di dalmnya bergelimpangan es batu kecil yang berenang.

Hei, itu es batu juga tapi kecil yag tadi es batunya gede, hmm”, Fan memeprhatkan es batu dalam gelas itu.

Kembali Fan berada di hadapan bongkahan es batu besar. Kali ini seorang saudagar hendak memeblinya.

Bapak jadi ambil yang ini ?”, Tanya penjul es atu itu.

iya, saya mau buat sesuatu yang menakjubkan dari bongkahan es ini “, awab saudagar itu.

menakjubkan apa, diminum aja nggka bisa dimasukin gelas aja nggak muat, apanya yang menakjubkan”, Fan mencibir. Tetapi saat iu tenggorokkan tersa haus karena sejak tadi menghisap loliponya. Dia ingin mencari sebuah kedai minuman. Di kedai minuman pun dia menjunpai bongkahan es batu yang lain yang sudah terpecah-pecahdan eberapa dimasukkan dalam gelas plastic.

Bebrapa hari kemudian..

Fan terkejut melihat bongkaha es di took es krim langganannya. “ itu kan pak saudagar yang kemaren dan itu bongkaha es batu besar itu, kok jadi bentuk es krim yaa wah kayaknya enak tuh warnanay juga jadi cantik kayak stroberi di rumah!”, gumanya sambil melono melihat drai luar kaca took es krim.

Dia masuk kedalam took es krim itu dan memperhatikan dengan seksama bagaimana pak saudagar itu membentuk si bongkahan es vatu besar menjadi sebuah miniature es krim kemudian pak saudagar menyiramkan cairan merah sperti sirup stroberi.

Hei, nak, kamu mau es serut jumbo ini atau mau lihat patung es disna ini dari bongkahan es batu besar yang kubeli lo “, ujar Pak saudagar. Atas perkataan Saudagar itu, Fan menjadi penasaran. Ingin melihat dan merasakan kedanya.

Pak saudagar memebrikan es serut jumbo tadi kemudian dia mengantarkan Fan menuju patung malaikat yang hampir selesai.

waah.. itu bongkahan es batu besar using waktu itu menjadi patung malaikat, keren”, Fan sangat mengagumi patung es itu.

hmm.. kamu suka kan tapi yang ini tidak bisa dimakan karena untuk lomba patung besok, kalu tidak ada lomba pasti aan kubuat seperi es serut jumbo itu sehingga kamu bisa mampir lagi kesini untuk memakan es serut jumbo buaanku “.

Fan sangat tekagum dengan karya yang diciptakan oleh Saudagar es krim itu, ia ingin sekali mersakan kebali es serut dari bongkahan es batu besar tdai da ingin memilki patung malaikat dari es batu itu tapi, seakan sulit, ia hanya bisa merasakan sekali rasa manis dari es serut yang telah dibuat pak saudagar itu dan melihat seklai kemegahan patung malaikat dari es batu itu.

Setelah perutnya kembung karena memakan ess serut jumbo itu Fan pulang da masih memaikirkan tentang bongkahan es batu yang sebelumnya tidak ia peulikan namun lambat laun ia menyadari bahwa es batu besar itu telah memasuki indera ‘perasa’nya dinginnya dan manisnya es serut telah menyatu dalam perasanya dan sebuah kekagumn atas patung malaikat dari es itu selalu teringat. Seakan ia ingin kebali merasakan manisnya es serut sambil memandang patung mlaikat itu namun tinggalah kengang akan rasa itu.


By : me 19 maret10 03:32

Ssuatu benda hidup yang walnya diabaikan namun saat terlihat sadar akan keindahannya dapat pula dirasakan sisi manisnya namun sulit dirasakan secara penuh karena dinginnya

Apakah Musik itu akan Terdengar Kembali ??

Apakah Musik itu akan Terdengar Kembali ??

Sebuah petikan,sebuah dentingan, sebua gesekkan dan sebuah tiupan, serta bunyi-bunyian lainnnya terdengar diteliag yang tersumbat oleh speaker kecil yang bertugas besar menyalurkan bunyi ke telinga si pendengarnya. Berbagai alunan nada terdengar menemani sang pendnegar yang tenagh dihinggapi kepenatan yang tramat panjang, rasa gerah pada hati karena panasnya emosi, dan rasa-rasa tidak enak yang sedang hinggap.

Diawali sebuah dentingan sebuah piano karya seorang pianis atau entah karya siapa terdengr di telinga si pendnegar sampai membuat si pendnegr tanpa sadar sudah 4 hasil ide dan curahannya tercipta dalam waktu sekejap.

Kemudian berganti suara petikan gitar yang amat halus dan mantap, mengalunkan sebuah lagu sehingga si pendnegar mampu menyelsaikan apa yang dikerjakannya dnegan manatp pula, disususl gesekkan, tiupan, dan bunyi-bunyian alat musik lainnya.

Secara bergantian segala bunyi-buyian alat musik itu terdengar dan mengalun di telinga sang pendnegar. Dan membawa si pendnegar alam khayalan, impian, dan harapanya.

Namun suatu ketika, di hari yang panas, sebuah ide yang sednag berjlan tiba-tiba terhenti dan nyaris mati, dan seakan semua bunyi-bunyian dari berbagai alat musik itu tidak mampu membangkitkan matinya ide itu. Meskiupn terdengar tapi si pendengar merasa sangat hamabr akan itu semua. Sesuatu membuat idenya mati dan mebuat kehmabaran akan bunyi-bunyiann inspirasi itu. Mampukan semua itu memangkitakn kembali si pendnegar dari kehampaan atauakah ada musik lain yang tedengar untuk menggantikan musik yang mebuatnya hambar??

Mengharapkan sebuah musik kehidupan yang terus dapat mengalun dan dapat menemani dalam mengalirkan semua ide-ide


By me 19 maret’10 03.59

Bermain dengan Si ide, Si mimpi, dan Si galau

Bermain dengan Si ide, Si mimpi, dan Si galau


“ fiuuuhhh….”, untuk kesekian kali menghela napas panjang, entah untuk berapa kali harus menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya juga dengan panjang dengan harapan apa yang ada di dlaam dan mengganjal dapat keluar bersama desahan napas. Namun nampaknya semkain ditarik lebih dalam dia kembali masuk ke dalam.

Tepat pukul 2 pagi lewat dikit bahkan nyaris jam 3 ( saat itu jam tak terlihat sama sekali) karena kalap memainkan jari diatas keypad untuk melihat apakah mendapat notification atau meluapkan isi pikiran kedalam dokumen-dokumen yang siap dituliskan. Tiba-tiba sang ide datang menghampiri. Sejenak isi kepala yang ingin keluar dibuat santai oleh si ide. Hmm.. cukup mengalihkan dari panasnya kepala. Tangan mulai memainkan kembali barisan huruf. Sebuah ide yang datang dan kembali tertulis dalam dokumen baru.

Tertulis sebuah judul yang pernah dituliskan pada waktu lampau. Baris pertama, kedua, dan waaww sudah hampir 3 halaman saja. Sebuah kisah, dongeng, cerita, atau apalah itu, terpampang didepan mata si penulis. Si ide memenuhi kepala si penulis dengan alur, tokoh, adegan, dan semua yang tertuang dalam tulisan itu. Hingga sampai paragraf terakhir ( belum berakhir) jari si penulis merasa lemas untuk bermain pada barisan huruf itu, si mata juga sudah tidak sanggup melihat pada layar yang pasti punya radiasi itu. Benda kotak lipat itu tetap menyala dan si penulis kehilangan kesadarannya.

Berganti si mimpi datang…

Si mimpi mengajaknya bermain di alam mimpi atau kata orang-orang pintar ALAM BAWAH SADAR. Permainan apakah yang diberikan kepada si penulis ?? si mimpi meminta si penulis untuk memainkan apa yang telah si ide berikan. Si penulis heran.

“ dengan siapa aku bermian ?”, dia bingung.

Dihadirkannya beberapa lakon dan si mimpi bak seorang sutradara hebat mengatur adegan tiap adegan dari apa saja yang telah si ide berikan pada si penulis. Si penulis seperti seorang artis atau seorang pemian teater atas idenya sendiri dan..

“ haah.. dengan orang ini lagi aku berhadapan?”, gumanya seperti enggan berhadapan lagi dengan orang yang pernah ditemuinya di alam mimpi-mimpi yang lain di waktu lampau

“ Kenapa harus bersama orang ini lagi, lagi, dan lagi??”, si penulis yang begitu heran dan bingung harus dihadapkan kembali pada orang yang ia kagumi namun tidak ia harapkan. Seakan dia menolak permainan dalam alam mimpinya saat itu.

Dia kabur, berlari, dan menerobos batas alam mimpi dengan alam nyatanya, karena si waktu memang menyuruhnya untuk pulang ke alam nayatanya. Si penulis telah diantarkan kembali oleh si waktu ke alam nyatanya. Tetapi pikirannya masih tefrokus pada si ide dan si mimpi. Dia masih memikirkan si ide da si mimpi.

“ haah…. Ini gillaaaa”, ucap si penulis pada dirinya sendiri dan akhirnya dia berucap kepada sahabat-sahabatnya, terutama pada sahabat’gilanya’

“ Apa lagi ini?? Kembali disandingkan dengan sosok yang mengagumkan namun sulit dan enggan di harapkan??”, gumamnya..

“ kenapa semua yang tertulis tersirat(tersurat) dalam mimpi”, dia semakin heran dan terus bertanya-tanya dengan dirinya, dengan Tuhannya, dan sahabatnya.

Tulisan yang tertuang dari si ide yang tak terselesaikan dan sejenak tak berani dia sentuh dengan banyak ketakutan dan asumsi-asumsi lainnya. Sekarang si galau yang mengajak si penulis bermain. Bermian merasakan bagaimnana menggalau kembali karena si ide dan si mimpi. Hingga si penulis memohon untuk menghentikan permaianan galaunya itu.

Sejenak ia berpikir untuk memusnakan si ide dan berhenti bermain kembali dengan si ide. Si penulis yang masih dipaksa bermain dengan si galau yang tiba-tiba melompat dan muncul dihadapannya. Seakan si galau berkata : ayo main dengan si galau bermain galau dari apa yang si ide berikan da si mimpi berikan “

Dan sekarang si penulis terjebak dalam permainannya dnegan si galau.

Apakah permainan ini bisa selesai dan si penulis dapat ke,bali bermaian dengan si ide?

Ataukah si penulis bermain dengan si mimpi dan si galau?

Atau bahkan dengan si ide juga ??

Dalam nyatanya si penulis bermain dengan ketiganya dan bingung untuk menghentian ketiganya


By : me 10 maret’10 subuh-subuh 01:50 @myroom

Inspired by : si ide, si mimpi, dan si galau

Saturday, March 20, 2010

Si Pendongeng


Si Penjual Es Krim bertanya kepada Si Pendongeng, “ Anda sering seklai membeli es krim saya dalam jumlah yang sangat banyak, sebenarnya siapakah anda?”,

Saya membeli es krim untuk dibagikan kepada siapa saja seperti saya membagi dongeng-dongeng saya.”, jawabnya namun si penjual es krm masih bingung “ Hah? Saya tidak mengerti sebenarnya siapakah anda?”, Tanya Si Penjual Es krim lagi.

Dia mulai berucap,…

saya bukan orang hebat seperti anda sekalian, saya hanya seorang sederhana yang ya sederhana”

Saya bukan seorang kaya raya yang mampu setiap bulan berganti-ganti mobil atau handphone baru atau bahkan membeli berlian mahal pada pameran berlian”

Saya bukan seorang seorang saudagar batik ataupun kain sutra, yang mampu mengahasilkan batik-batik cantik ataupun kain-kain sutra mahal”

Saya bukan seorang dokter hebat yang mampu menolong seorang Ibu yang terjangkit TBC akut, yang hampir mati karena penyakitnya atau seorang dokter ahli penyakit adalam yang mampu mendeteksi penyakit dalam pasiennya, sehingga ketika sebuah sel kanker dapat cepat trdeteksi sehingga pasien itu tertolong dan sembuh atau seorang dokter mata yang mampu membukakan kembali jendela dunia seorang Bapak yang tertutup sehingga cahaya matahari tak mampu menembus ruangannya”

Saya juga bukanlah seorang pemadam kebakaran hebat dan sigap memadamkan api saat sebuah rumah nyaris benar-benar musnah karena si jago merah.”

saya bukanlah seorang pemusik hebat yang mampu membuat harmonisasi nada-nada menjadi sebuah lagu atau bahkan membuat gubahan musik yang mendunia. Saya juga bukan seorang pemain musik handal yang mampu memainkan jari-jemari secara mengakjubkan seperti seorang pianis kelas handal, gitaris keren yang memukau para penonton pertunjukannya, atau seorang peniup xaxopohone yang sangat kuat mengatur napas untuk tetap keindahan lagu. “

Apalagi seorang penari, saya juga bukanlah seorang penari yang bisa luwes membawakan sebuah tarian kontemporer maupun modern, menciptakan geakan-gerakan luwes khas penari. “

Saya bukan seorang ilmuwan jenius yang mampu menciptakan alat baru yang super canggih ataupun penemuan baru yang menakjubkan dunia sehingga nobel-nobel iu datang menghampiri. Saya juga bukan seorang ahli matematika, fisika, kimia, atau pelajaran rumit lainnya yang mampu menemukan ramuan-ramuan ajaib atau teknologi mutakhir lainnya”

SAYA HANYA SEORANG PENDONGENG, YANG HANYA DAPAT MEMBERIKAN SESUATU YANG SANGAT SEDERHANA, TERBATAS, BAHKAN TERKADANG LEMAH KARENA KEKURANGAN ASUPAN DONGENG, SAYA HANYA BISA MENDONGENG TENTANG BERBAGAI KEHIDUPAN YANG SAYA LIHAT, DENGAR, RASA, DAN SENTUH. DAN SAYA JAUH DARI HEBAT DIBANDINGKAN SEMUA YANG TELAH DISEBUTKAN TETAPI DENGAN DONGENG YANG SAYA BUAT, SAYA BISA MENJELAJAHI KEHIDUPAN, KARENA SUMBER INSPIRASI MENDONGENG INI TERUS BERSAMA SAYA “

Itulah ucapan seorang pendongeng yang tetap terus menjadi seorang pendongeng, dengan segala dongeng-dongeng kehidupannya. Pendongeng kecil akan terus mendongeng bersama Sang Pencipta Dongeng Kehidupan.

Dan kemudian Si Penjual Es Krim pun mengerti.


By : me 8 maret 2010 01:40

Kepala

Apa yang sebenarnya isi di kepalaku yang selalu emmbuat kepala ku berat dan terkadang merasa sakit ??

Apakah telalu banyak suplemen atau vitamin atau asupan gizi yang terlalu berlebihan sehingga menambah banyak isi dari keplaku ataukah buakn saja asupan gizi ?? melainkan asupan yang lain sehingga membuat kepala ini tersa berat bahkan kadang berat sebelah seperti ketika sedang membawa tas jinjing yang terganung disamping bahu dnegan jumlah isisnya yang sangat banyak

Segala yang dilihat, dirasa, di cium, ataupun disentuh amsuk kedalam kepalaku.. mungkin itu yang membuat kepala ku saat ini terasa amat berat, atau memang nyatanya bnar ada sel-sel jahat yang membuat kepalaku erring tersaa berat

Sekarang apa yang harus aku lakukan dnegan kepaa yang berat ini ?? datang kepada seorang pria atau wanita yang selau berjubah putih layaknya malaikat yang selalu divisualkan putih-putih ataukah hars berbaring sejenak ditengah keramaian dan kepadatan hal-hal yang selalu minta disentuh satu-persatu?? Atau harus kah hanya diam dan merasakan betapa beratnnya kepla dnegan isisnya yang amat banyak, sehingga kadang aku harus memasukkannya pada laci-laci yang ada disana agar semuanya tidak berantakan.

Kadang harus menghela napas bak itu pendek atau menghelaaaaaaaaaaa yang panjaaaaaaaaang saat aku merasakan betapa beratnya kepala ni, seakan minta dikeluarkan atu persatu isisnya dan lebih di tata kembali keadalam laci-laci yan ada disnaa. Atau mungkin laci-laci yanag ada di dalam sana belum kubereskan sehingga isisnya smeua tumpah shiengga kepala ini terasa berat..

Kembalai menghela napas kali ini agak panjang semoga tidak terhenti, untuk dpaapt membereskan isi dari laci-laci yang ada di dalam kepaa ini sehingga tida tumpah semua dan membuat kepala ini terasa berat.

Kubuka satu demi satu laci yang ada disana, ternyata aku salalh memasukkan isinya kedalam laci yang lain mungkin satu laci terasa penuhh karena aku salalh memasukkannya.

Aku mulai membereskannya namun mengapa jua tidak beres-beres ??

Dan aku merasa lelah membereskan isi dari laci-laci yang ada di dalam keplaku ini

Dan tanpa sadar aku pun terlelap masih dengan rasa berat pada kepala ini


By : me 7th march 2010 22 : 54 ( Si Kepala yang merasa kelelhan berpikir tentang hal-hal yang saat ini membuatnya berat )

Ada ide dalam kosong

Na masih terus memutar-mutar pulpen transparannya dan sesekali megetuk-ngetukkannya di kaca meja belajarnya. Matanya menatap keatas langit-langit kamar. Buku inspirasi yang sudah terbuka sejak beberapa jam masih tampak kosong. Na terus memutar-mutar pulpennya. Dia tampak bingung untuk menuliskan apa pada kertas putih yang ada di depannya itu. Kemudian dia mulai menundukkan kepalanya kearah kertas putih yang ada diadapannya sambil mencoba menorehkan tinta pulpen diatas kertas putih itu. Tetapi belum sampai 1 menit keplanya mendongak kembali mentap langit-langit kamarnnya dan kembali pulpennya diputar-putar, entah sudah berapa kali diputar dan entah apakah pulpen itu sudah semaput atau belum karena sejak tadi pitar-putar oleh sang empunya.

Kepalanya sudah sangat berat untuk mengambil sebuah ide yang dapat dituliskan pada buku inspirasinya. Na beranjak dari duduknya dan melangkah menuju pembaringan “ BRUKK ! “, dia melempar badanya ketempat pembaringan. Tanpa sadar dai sudah samapai pada dunia bawah sadarnya…

waah udah penuh ya ??”, Na terkejut diliputi senang saat buku inspirasinya terbuka oleh angin dan aide yang yang tertulis..Amazing ! penuh dengan tulisan tangan, pasti itu sebuah oh bukan lebih dari sebuah, dilihatnya buku itu dan memang semua dipenuhi tulissan-tulisan ide. Namun pada halaman terakhir tulisan itu belum selesai.

Seperti mendengar teriakan sirine pemadam kebakaran, Na kembali pada dunia sadarnya, segera dia bangkit dan menuju meja inspirasinya dan masih nayata buku inspirasinya masih kososng, dia heran

bukannya tadi udah penuh semua yaa kok ilang semua, mana tulisannya??”

Na membolak-balik kertas buku itu diamatinya tiap halaman yang MASIH KOSONG . dia terduduk lemas dihadapan buku inspirasinya yang masih kosong. Dia merasa lelah karena satupun ide tidak dapat tertulis dalam buku inspirasinya, rasa kesalnya pun timbul perlahan-lahan dan kemudian BRAKK ! ditutupnya buku inspirasi yang masih kososng itu. Na masih terduduk

Da…

Sebuah curthat keluar dari mulut batinnya..

Tuhan bantulah aku untuk dapat mengisi buku inspirasi ini supaya bisa menghasilkan sesuatu yang dapat mengisis kekososngan hidupku, walalupun tulisan yang tertulis hanya terdiri dari 1 kata saja, bantulah aku untuk mencari sebuah inspirasi sederhana dan dapat kutuliskan pada media penghalau kekososngan ini “

Dalam kekososngan idepun dapat hadir dalam berbagai rupa. Jiak tidak mampu menuliskan dalam kata-kata, tetapi dnegan mulut batin dapat memunculkan sebuah inspirasi. Tanpa sadar Na menghasilkan sebuah oh tidak beberapa buah kata yang terangkai dalam doanya.


By : me March 8, 2010 00:68 am

( saat-saat ‘mentok’ satupun kata tidak bisa tertulis pada media penulisan, tapi mulut dan hati berkoordiansi mencurahkan semuanya kepada Sang Pencipta Ide tanpa harus dipikirkan terleih dahulu bagaimana memulainya, THX GOD FOR EVERYTHING )

Saturday, March 13, 2010

COOL & COLD

COOL&COLD

Seperti remaja pada umumnya, jika libur telah tiba dan tak ada rencana, pasti dihabiskan dengan bermalas-malas. Nah, ini juga dialami oleh Gina, seharian dia habiskan dengan tidur, makan, tidur, makan, dan kembali tidur (fuugghhh…). Libur yang ‘berabad-abad’ tanpa planning apapun membuat dirinya menjadi seperti beruang, hibernasi.. Aktivitas yang bisa membuatnya terhibur di rumah adalah nonton DVD, nonton TV(infotainment, ckckck!!), menghabiskan kacang setoples, menghabiskan 1 kantong keripik singkong pedas, lalu menghabiskan daya listrik untuk browsing internet..



Suatu hari, suatu hari kayak dongeng aja ! kabar menggemparkan datang ke rumah Gina. Ya sebenarnya ga menggemparkan juga, kabar baik-baik saja lah !. Saudara Gina yang datang dari Aussy akan datang, tepatnya Pakde, Bude, dan kakak sepupunya yang sudah lama tidak bertemu dengan keluarga Gina.

Gin, besok kamu tolong jemput Pakde Bambang sama Bude Ninik ya, mama ga bisa ada meeting!”, suruh Mamanya Gina. “ Mau ke sini, tumben amat, kan mereka sibuk banget di aussy !”, tanya Gina. “ Mumpung liburan !”, jawab Mama. “ ngapain coba, balik kan enakan liburan disana, aku aja pengen liburan kesana !”, ujar Gina sambil terus mengambil popcorn dari toples.

Pagi-pagi buta Mamanya Gina sudah ready go to office (gaya banget nih penulisnya! ), tapi hal itu membuat Gina bete, karena dia pun juga harus bangun pagi-pagi juga, lho kenapa??? “ Gin, Gin, jangan lupa jemput Pakde sama Bude ya!”, sururh Mamanya sambil membangunkan Gina. “ Gin, pesawatnya landing jam 9.00 lho, jangan sampe telat, kasian nunggunya !”, suruh Mamanya lagi. “ Gin, Gin !!”, Mamanya berusaha membagunkan Gina supaya dia bisa mendengar apa yang Mamanya sampaikan barusan. Dengan wajah kucel disertai tetesan ilernya dibantal, dan kotoran mata yang masih menempel, Gina berusaha untuk sadar dari mimpinya namun betapa malasnya sehingga dia hanya mengucapkan, “ Hm.. hm..hm..”. “ Jangan lupa ya, mama berangkat !”, ujar mamanya dan segera meluncur ke kantor. Sementara Gina masih dalam keadan sadar ga sadar dari tidurnya.

Ternyata sang Mama cerdik juga, dia menuliskan pesan untuk Gina tentang penjemputan Pakde Budenya di beberapa lembar post it. Beberapa post it itu ditempelnya di beberapa tempat yang sering Gina singgahi di kamarnya, maupun diluar kamarnya. (termasuk di TV, karena Mamanya tahu bahwa setelah Gina keluar dari kamar dia segera menuju ke depan TV.) Pesan itu juga dititpkannya ke si mbok yang sudah sejak pagi menyiapkan sarapan dan kawan-kawannya.

Aduh, males banget sih, kenapa ga sore aja pesawatnya, pagi-pagi tuh orang masih tidur !”, keluhnya sambil mengucek-ngucek matanya yang penuh ‘belek’ ( ups! Sori, maksudnya kotoran mata ! v_^). Dan dia pun dikejutkan dengan jam wekernya yang menunjukkan pukul 8.15, yang semestinya dia sudah harus berangkat ke bandara. “ Haahh.. mampus gue, mana nyampe setengah jam ke bandara, mana macet lagi, orang kerja pada keluar !”, ujarnya sebal dan dia segera beranjak dari singgasananya untuk bersiap-siap.

Semua serba buru-buru, mulai dari mandi yang hanya 3 kali guyur, lupa sikat gigi, memakai CD(u know kan CD apaan!) terbalik tapi akhirnya dia betulkan juga ( lho kok bisa), sampai salah mengambil kunci mobil ( yang dia ambil adalah kunci motor )

Secepat Michael Schummacer, Gina segera melajukan mobilnya menuju bandara. Ternyata perjalanannya itu tidaklah mulus, dia harus berurusan sama kucing nakal yang menyeberang sembarangan ( ga mungkin kan kucing menyebrang nengok kanan-kiri dulu!) , macet lampu merah karena kerusakan si traffic lamp, traffic lamp-nya tidak segera kuning atau hijau. Sementara jam tangan Gina telah menunjukkan pukul 8.45. “ Ah.. rese banget nih, lampu ijonya lama banget sih, buset udah 20 menit nih!”, omelnya.

Setelah Gina melalui segala rintangan perjalanan akhirnya dia sampai juga di bandara. Tapi dia tidak tahu terminal berapa sang Pakde dan Budenya datang. Untung ada pak satpam yang ganteng nan baik hati memberitahukannya. Dia langsung menuju tempat penjemputan tersebut. Dan pukul 9.15 terlihat di jam tangannya. Dengan terenagh-engah (padahal ga habis lari lho?!) dia mencari keberadaan Pakde dan Budenya sambil celingak-celinguk. Ternyata pesawat dari aussy mengalami keterlambatan. Gina pun harus menunggu. “ resek banget sih, gue udah buru-buru, gue kira telat eh malah tuh pesawat yang telat, mending telat semenit dua menit, ini lama banget !!”, gerutu Gina.Menunggu semenit dua menit bisa dimaklumi, tapi Gina harus menunggu 15 menit kedatangan Pakde dan Budenya.

Orang yang ditunggunya akhirnya datang. Gina yang lupa-lupa inget hanya tersenyum saja ketika mereka sudah berda bersama Gina. “ Gin, apa kabar, sama siapa?”, tanya Pakde Bambang. “ Sendiri.”, jawabnya. “ Gin, udah lama ya ga ketemu, inget ga?”, tanya Bude Ninik sambil menunjuk kearah sosok cowok yang ada disebelah Bude Ninik. Gina agak termangu ( waduh, apa lagi tuh termangu, terkesima kali!)melihat si cowok tinggi semampai (bukan semeter tak sampai lho! Ya memang tinggi ya seperti Nicholas Saputra lah !). “ Eeee...”, sepertinya Gina bingung atau... untung saja dia bisa kembali sadar. “ Hm, kita langsung ke mobil aja yuk “, ajak Gina sambil membantu Bude Ninik membawa tentengan.

Wah, sekarang kamu udah jago ya nyetirnya, udah berani sekarang “, puji Bude Ninik. Gina yang sedang mengemudi mobil Papanya hanya tersenyum. Dan konsentrasinya agak terganggu oleh orang disebelahnya yang tak lain dan tak bukan anak dari Bude Ninik dan Pakde Bambang. Kenapa terganggu?dia masih terkesima kepada orang itu?waduh Gina sepupu sendiri diembat nih! Weits tunggu dulu bukan itu perkaranya (perkara! Emang mau sidang cerai kayak selebritis-selebritis itu!) “ Ehm..Mas, tasnya tolong turunin dikir dong, spionnya ga kelihatan?!”, ujar Gina kepada si Mas itu karena bawaannya menutupi pandangan Gina ke kaca spion. “ Pakde, Bude, mau langsung ke rumah atau mau kemana dulu nih ?”, tanya Gina. “ Emang mau kemana, kamu mau ngajak Pakde jalan-jalan?”, goda Pakde. “ langsung ke rumah aja, kan belum ketemu sama Mama papamu”, jawab Bude. “ Papa mah lagi tugas ke ambon, mama baru pulangnya sore, jadi mau langsung pulang aja nih ?”, Gina kembali memberikan tawarannya. “ Bim, gimana, mau langsung atau mau muter-muter dulu?”, tanya Si Bude ke cowok yang ada disebelah Gina ( ternyata namanya Bimo!) “ terserah !”, jawaban yang simpel, singkat, namun ga jelas. Akhirnya diputuskan juga, mereka langsung menuju rumah Gina.

Karena seharian berkelana ke dunia luar yang penuh polusi, Gina terkapar di kamarnya. Dan dia membiarkan tamunya santai sendiri. “ Aduh, capek banget !! coba si Ochan pulang pasti dia nih yang jadi supir bukannya gue !”, omelnya sendiri. “ Mas Bimo, agak beda, dulu biasa aja cupu malah, sekarang kayaknya makin OK deh, tapi tetep aja kayak kulkas, nurun darimana coba, Ibunya welcome sama orang bapaknya juga, nah kok anaknya kayak gitu, nurun gennya siapa tuh !”, pikir Gina. Pintu kamarnya diketok oleh si mbok. “ Mbak Gina, mama telepon..”, seru si mbok dari balik pintu kamar yang tertutup. “ Iya aku angkat dikamar, tutup aja mbok !”,jawab Gina. Dia berbincang-bincang dengan sang Mama ternyata dia disuruh menjemput mamnya nanti sore karena mobil mamanya terpaksa masuk bengkel. “ Ah, mama nih, naik taksi aja kek?”, bantah Gina. “ Naik taksi..naik taksi.., ga pokoknya kamu jemput mama!”.



Pakdenya dan Budenya sedang berbincang-bincang dengan sang Mama. Biasalah sudah lama tak bersua jadi bercerita-cerita panjang lebar. Sementara Mas Bimo, sepupunya itu hanya berdiam diri didepan laptopnya untuk mengetik dokumen tertentu. Gina yang baru saja keluar dari kamarnya sesekali melihat mereka terutama sepupunya itu. Karena Bimo tampak sendirian dia berusaha untuk mendekatinya dan berusaha bercengkerama dengannya. “ Mas, ngapain?”, tanya Gina. ‘krik...krik...krik..krik..’ …not answer… “ Mas, lagi ngapain sih?”, tanya gIna lagi. Sekarang ada perubahan, “ Nih..”, jawabnya singkat namun ga jelas. “ Ngetik apaan??”, tanya Gina sekali lagi. “ Kerjaan.”, jawabnya yang kembali singkat namun ga jelas. “ Emang Mas Bimo kerja juga, kerja apaan, bukannya Mas Bimo kuliah?”, tanya Gina yang sepertinya belum bosan dengan situasi seperti itu. “ kerjaan kuliah”. “ O..tugas, kok kerjaan, makanya aku bingung, emang sekarang semester berapa sih ?”, tanya gina yang tak bosan-bosan. Kali ini Gina bisa dibuatnya sebal, ya iyalah, habis ditanya demikian Mas Bimo malah pergi ke kamarnya. “ ye… malah pergi, ditanyain juga, dasar sombong banget sih !”, pikirnya sebal.



Mungkin tingkat kebosanan Gina pada liburannya kali ini sudah meningkat, jadi dia mengundang sahabatnya Shina untuk berkunjung kerumahnya, ya sekalian dikenalkan dengan kaka sepupunya itu. “ Gin, mana sepupu lu yang mau dikenalin ke gue, katanya ganteng ?”, tanya Shina dengan nada toak. “ Ssst, ga usah toak kek, tenang aja orangnya belum balik kok, yuk masuk !”, ajak Gina. Mereka langsung menuju ruang TV untuk memutar DVD film lain yang baru mereka pinjam dari rental. “ Gin, mana orangnya lu ngibul ya?”, tanya Shina penasaran. “ Cerewet lu, ntar dia juga keluar dari kamar, tenang aja kek !”, ujar Gina sambil mengutak-atik DVD playernya. Gina agak dibuat heran dengan keadaan rumah yang kali ini benar-benar sepi. “ Mbok pada kemana sih, kok sepi banget?”, tanya Gina. “ Lho, mbak Gina ga tahu Pakde Bude, sama Mama kan jemput Papa di Bnadara, papa kan pulang hari ini bareng mas Ocan juga1”, ujar si mbok. “ Yes, akhirnya Ochan pulang gue ga bakal jadi supir nyokap lagi, trus Mas Bimo kemana, ikut juga”, ujar Gina yang dari senengnya berubag menjadi agak pelan. “ mas Bimo tadi keluar sebentar, nyari rokok, nah itu dia>’, jawab si mbok. Gina dan Shina sudah siap menonton DVD yang mereka pinjam. Sambil mengambil cemilan di dapur tanpa sengaja Gina nyaris bertabrakan dengan Bimo (aduh, klasik banget sih, kayak sinetron-sinetron aja pake tabrakan!) hal itu membuat Gina agak ‘tengsin’ tapi masih bisa dimanipulasi alias ditutupi. Gina belagak sok asik aja, “ Lho, Mas darimana?”, tanya Gina. “ Nih!”, Bimo hanya menunjukkan rokok yang barua dia beli. “ Beli rokok, kenapa ga nyuruh si mbok aja, ntar nyasar aja.”, ujar Gina. He just smiled her. Gina tersentak atas hal itu. Seakan-akan dia baru melihat Bimo bisa tersenyum. “ haaaah… ….”, Gina Cuma cengok melihatnya. “ Ke kamar dulu ya.”, ujar Bimo singkat dan dia segera menuju kamarnya. Sementara Gina menuju ruang TV untuk memberitahukan kepada Shina atas apa yang telah dia alami barusan. “ Gin, jangan gila lu, katanya dia mau dikenalin sama gue, malah lu yang terkesima, jangan bilang lu suka lagi?”, duga Shina. “ Ternyata dia bisa smiled juga mana OK banget lagi pas dia gitu, lug a liat sih !”, ujar Gina berbisik. “ Eh, ntar dia denger geer lagi”, ujar Shina. “ udah panggil, kalo gue mau kenalan!”, suruh Shina. “ Lu tuh yang gila, orang kayak dia tuh susahnya minta ampun gue aja bagus ngobrol sama dia, gue Cuma ngomong sepatah doang, ganteng sih, OK sih, tapi, kulkas bo!”, jawab Gina.



Kembali lagi Gina merasa kesal karena harus dibangunkan pagi-pagi buta oleh Mamanya. Pagi-pagi buta bagi Gina ya jam 7.00 sampai jam 9.00, haa??? Ya betull sekali, kalau jam 4.00 sampai 6.00 pagi dianggapnya masih malam, waduh aneh !. forget it! Back to story,Gina hrus mengantar Pakdenya ke Bandara, beliau harus segera terbang kembali ke Aussy karena ada urusan mendadak. “ ma..sih.. ngantuk nih..”, ucapnya dalam keadan sadar ga sadar dari tidurnya. “ Ayo dong, Gin, kasian tuh Pakde mesti Buru-buru, gin,gin…”, Mamanya terus berusaha membangunkan Gina. “ Gin, buruan dong, habis nganterin kamu mau tidur seharian boleh deh, ayo dong Gin, Mama ga bisa nganter, ada urusan juga…”, ternyata Mamanya Gina pantang menyerah membangunkan kerbau betina ini (kasihan amat, gina disamain kerbau. Ya karena tidurnya kayak kerbau!). “ Ah, Mama nih suruh Ochan aja kek, ngantuk nih, baru tidur 3 jam…”, ujarnya sambil menutupi badannya dengan selimut. Tiba-tiba Bude Ninik menghampiri mereka, “ Udah ga usah, biar naik taksi aja.”, ujar Bude Ninik agak ga enak. “ Mbak, Bimo bisa nyetir kan, Gimana kalo Bimo yang nyetir Gina yang nunjukin jalan, kan beres tuh, kalo nunggu taksi juga lama.”, usul Mamnya Gina. “ O..ya udah.”, jawab Bude sambil tersenyum. “ Gin, kamu yang nunjukin jalannya aja biar Mas Bimo yang bawa mobil, buruan temenin Mas Bimo, ntar Pakde ketinggalan pesawat, ayo buruan!”, paksa Mamanya sambil membuka selimut Gina. Mau tidak mau Gina bangun juga dan segera bersiap-siap.

Mereka pun segera berangkat menuju bandara. Ditengah perjalanan Gina tidak sanggup menahan rasa ngantuknya, tapi dia berusaha supaya tidak tidur dengan mendengarkan MP3nya. “ Gin, sori lo jadi ngerepotin kamu nih, habis urusannya juga mendadak.”, jelas Pakde. ‘krik..krik..krik..’ saking asiknya mendengarkan lagu-lagu di MP3nya, omongan sang Pakde tak digubrisnya. “ Gin, kok diem to kamu tidur apa ngambek?”, tanya Pakde. “ Lagi denger MP3, ga denger.”, ujar Bimo sambil terus mengemudikan mobil. Sepertinya Bimo mulai bingung harus berjalan kearah mana. “ Gin, belok mana lagi?”, tanya Bimo. ‘krik…krik…krik…’ MP3 membuat Gina menjadi bolot. Si Mas itu pun cukup smart, dia segera menarik headset dari telinga Gina supaya pendengarannya kembali normal. (emang dia bener-bener bolot apa?!). Gina pun ‘terkejut’(ckckck!)” Kenapa Mas?”, tanyannya. “ Belok mana lagi.”, tanya Bimo. “ terus aja sampe lampu merah belok kirik, langsung masuk tol, ada papan arahnya kok.”, jelas Gina.

Tibanya di bandara, mereka segera mengantar Pakde ke terminal tujuan. Barang bawaannya pun tidak banyak sehingga mereka tidak terlalu repot membawanya. Sehabis itu mereka pun segera pulang. Bimo tetap menjadi driver saat itu. Sementara Gina yang masih mengantuk tetap staytune dengan mp3nya. Tetapi Gina pun merasa bosan juga dengan lantunan lagu-lagu di mp3nya, mungkin karena rasa ngantuknya mulai tak terbendung lagi. (terbendung!emang banjir mesti dibendung!). ‘krik...krik...krik...’ suasana sepi membuatnya bosan juga. Padahal radio pun sudah mengoceh sejak tadi. “ buset, nih orang atau es batu sih, kagak ada basa-basinya, masa gue mulu yang ngerocos duluan!”, pikir Gina. “ Mending gue tidur aja biar sepi sekalian, biarin aja nyasar!”, pikirnya lagi. “ Mas, aku tidur dulu ya, baru tidur 3 jam nih, ngantuk banget.”, pinta Gina. Cowok cuek itu hanya menjawab “ Hm..”. Gina jadi sebal sendiri, “ Ye, bisanya ngomong hm..ha..nih..tuh.. iya..ga.. ga bisa ngomong apa nih orang, ganteng-ganteng kok kayak gitu, mana ada cewek yang nyangkut, kalo gue bukan saudara lu, gue juga ga bakal bisa nyangkut walaupun gue suka sama lu !”, pikiran Gina semakin ngacogara-gara tidur 3 jam. Dan akhirnya gina bener-bener tidur ‘ZZzzz….’

Setelah sekian menit, sekian jam dia tertidur pulas, Gina pun terbangun juga dan dia masih berada di ‘mobil es krim’ dengan tukang es dari kutub. Gina tampak bingung kenapa mereka belum sampai juga. “ Mas, kok belum nyampe juga sih, Mas Bimo masih inget jalan yang tadi kan?”, tanya Gina bingung. “ Tahu.”. “ Ga salah nih, jangan-jangan salah jalan lagi!”, pikir Gina. “ Mas Bimo ga salah jalan kan?”, tanyanya lagi. “ Ga.”.. suara nada sms terdenagr dari HP sang driver, sori maksudnya Mas Bimo. Dia pun segera mengambil Hpnya yang berada dikantong celana dan segera membacanya. Nah karena hal sepele ini bisa menjadi kasus kecelakaan lalu lintas. Hal ini terjadi pada mereka. Karena Mas Bimo harus berkonsentrasi dua arah, nyetir dan membaca sms mobil itu hampir menabrak angkot tapi untungnya Mas Bimo cukup lihai, dia segera menginjak pedal rem dan terjadi pengereman mendadak. “ JDUUUKK!!”, Gina yang menjadi korban. Karena pengereman mendadak itu, kepalanya harus terbentur dashboard. Benturannya tidak cukup pelan alias lumayan keras sehingga membuat Gina yang sedang ngantuk berat menjadi pusing berat, pucat pasi, lemas, lunglai, nyaris pingsan. (masa sih !). karena hal itu terjadi perubahan tak terduga dari Bimo. Dari tampang dan sikapnya yang cool, dia bisa khawatir. “ga pa-pa kan?”, tanya Bimo sambil memegang kepala Gina dengan hati-hati (waduh, ga pa-pa gimana to mas kebentur nyaris pingsan kok dibilang ndak pa-pa??!)Gina tampak benar-benar lemas. Dia tidak hanya shocked tapi juga merasakan nyut-nyutan dikepalanya. Bimo sebenarnya juga shocked tetapi berusaha staycool. “ Ck..duh...”, ucap Gina lirih. “I’m so sorry,”, ucapnya lagi. Gina agak kesal dengan kejadian itu. “Kepala benjut kayak gini bilang ga pa-pa! mana bisanya ngomong sori lagi, diapain kek biar gue ga puyeng, tetep aja stay cool kayak ga punya dosa, dasar aneh !!”, pikir Gina kesal. “ Mas kalo capek gantian aja, daripada tamabah gawat!”, ujar Gina yang sebenarnya agak menyindir. “ Ga kok, sori ya.” “ errrrggghhh…jangan bisanya ngomong sori coy, kepala gue nih mau pecah tau ga, bisanya ngomong sori ya..sori ya..”, pikir Gina kesal sambil terus mengelus kepalanya yang sakit. Tetapi Gina kembali dibuat shocked oleh sepupunya itu, “Klinik disekitar sini ada ?”, tanya Bimo. Karena terbentur agak keras Gina jadi agak lemot, “ Klinik? Mau ngapain, mas Bimo mules-mules jadi butuh klinik, mending beli obat sakit perut aja!”, ujar Gina sok tahu. Bimo hanya memegang kepalanya dengan maksud memberitahukan Gina untuk mengobati kepalanya, tapi Gina belum mengerti juga, “Emang kepala mas Bimo juga nyut-nyutan?”. “ Your head.”, jawabnya. Gina baru nyambung atas kode-kode rahasia yang dimaksud. “ Ngomong gitu doang aja males, emang ngomong bayar apa, lu kira ditelepon ngomong bayar! Tapi mas Bimo Ok juga cuek-cuek kayak gitu care juga sama gue hehe!”, pikirnya “ ga usah langsung pulang aja!” jawab Gina sok kuat. “ Ya udah kamu tidur biar ga pusing.”. Bimo pun segera menjalankan mobilnya kembali dengan lebih hati-hati. Sementara Gina masih was-was takut terjadi hal-hal tadi.

Shina yang diceritakan kejadian sepulang dari bandara itu kaget buakn main ‘Terkejut!’ dia tidak percaya atas kejadian tersebut. “ Gin, jangan ngibul lu, ga mungkin deh orang kulkas kayak dia jadi gitu, temen gue juga ada tuh kayak gitu tetep aja stay cool waktu motornya ngungsep di kali, nyokabnya udah bonyok-bonyok !”, Shina membantah cerita Gina. “ Lu ga ngeliat, ga nerasin sih, kepala gue tau-tau dielus-elus, kaget kan gue, tumben amat gitu!”, ujar Gina. “ Eh, jangan bilang lu mulai suka ya sama dia, inget woy, eling..eling..dia Siapa lu Siapa, mending buat gue, hehehe!!”, ujar Shina. “ tapi makasih deh Gin, gue juga ogah dikenalin sama cowok ganteng dari kutub, makan ati tau !!”, tambah Shina. “ Ngeroocs aja lu, udah deh kalo ga percaya ya udah, lagian Siapa yang suka, dia kan sepupu gue, ga mungkin lah, bisa gawat !”, jawab Gina. “ Eh, lu ga nengokin gue, ada DVD baru nih, mau nonton ga, kesini lu !”, suruh Gina. “ Besok sampe hari minggu gue mau ke Bandung, berlibur coy, ngapain dirumah bareng es batu berjalan lagi !”, ledek Shina. Akhirnya obrolan mereka terputus karena sang baterai mulai drop. Gina yang masih puyeng gara-gara accident itu kembali hibernasi seperti beruang kutub. (suka banget sih sama yang dingin-dingin, ya kutub lah, ya es krim lah, ya es batu lah, jangan-jangan suka sama orang kutub ya???pertanyaan ini ditujuakan kepada siapa ya?)



Seminggu pertama liburan membuat Gina bosan. Gina tidak bisa merasakan liburan yang sebenarnya. Malah banyak tugas yang dihadapkannya. Lepas dari ujian dia masuk kedunia liburan yang basi. Kali ini Gina harus menemani sang kakak dan sepupunya ke toko buku. “ Gue kan udah lama juga ga pulang, jadi lu mesti nemenin gue nyari referensi kuliah gue !”, paksa Ochan. “ ke toko buku maksud lu?ga ada tempat yang enak apa yang bisa ditongkrongin selain ditoko buku, gue nih udah empet sama buku!”, ujar Gina. “ Sama mas Bimo aja, “, tambah Gina.. Gina yang semula tidak mau menjadi semangat saat diiming-imingi taktiran. Gina, Ochan , dan Bimo go to bookstore. Gina Cuma tertarik di bagian novel, terutama novel-novel best seller. “ Apaan sih yang dicari, pasti buku-buku segede gaban deh, ih..serem amat sih!”, pikirnya. “ Loh, Mas Bimo mana, Si Ochan udah ke kasir?”, Gina tampak bingung mencari sang sepupu sambil celingukan kekanan kekiri kedepan kebelakang. “ Aduh si kulkas mana sih, lama amat, dia nyari buku atau baju sih, doyan banget sama buku!”, ujarnya. “ Ngaco lu, coba lu cari kedalem”, suruh Ochan. Gina pun kembali amsuk ke toko buku itudan mencari sang sepupu tercinta.

Gina senang akhirnya dia menemukan kakak sepupunya diantara buku-buku tekhnik yang tidak dia mengerti. Dia menghampirinya untuk menanyakan apakah sudah selesai atau belum. “ Mas Bimo udah belum?”, pertanyaan Gina tidak digubrisnya. Bimo terus membaca dan membuka-buka buku ditangannya. Gina tidak lagi bertanya tapi justru menunggunya disitu supaya Bimo sadar bahwa dirinya ditunggu. Tidak tahu kenapa, Gina memperhatikan sosok Bimo disampingnya itu. Matanya tidak lepas dari objek yang ada disampingnya itu. Sosok yang serius, tampan, pintar, membuat penasaran. Gina menjadi terkesima dan tanpa sadar Bimo pun melihatnya dengan heran, “ Ngapain?”, pertanyaan tidak digubris. Gina masih dalam pengamatannya. Bimo akhirnya menepuk lengan Gina dan Gina tersadar dari keterkagumannya. “ eeuu.....udah nyari bukunya?”, tanya Gina lagi. Bimo hanya mengangguk.

Malam itu Gina tidak merasakan nagntuk berat padahal siangnya dia beraktivitas di luar. Gina seperti tidak biasanya. “ Apa karena terlalu smart jadi cool gitu? Atau teralalu cool jadi smart, gue ga ngerti deh sama mas Bimo, apa ada cewek yang mau, eh cewek yang mau pasti banyak, pacarnya dia kayak apa ya apa jangan-jangan sama-sama cool lagi, idih basi banget tuh pacarannya diem-diem aja, ngomongnya Cuma, ‘ya...’, ‘ga...’, ‘hm..’, geleng-geleng, manggut-manggut, pacaran? Kalo dia udah pacaran gimana dia nembak ceweknya, ngomong sekata doang !”, pikir Gina sehingga membuatnya tidak bisa tidur. “ Kalo ceweknya sama-sama cool, ngerayain jadiannya gimana, ngucapin vals day gimana, berarti ga ada dong saling telepon-teleponan, sebenernya dia tuh udah punya cewek belum sih, atau jangan-jangan belum punya cewek gara-gara kecoolannya itu?”, pikirannya semakin kacau. Gina juga mulai mebayangkan yang aneh-aneh karena sikap penasarannya pada sosok Bimo. “ Gue jadi penasaran sama tuh orang, kalo dia suka sama cewek gimana ya, kalo gue kenalin sama Shina takutnya malah kacau, yang satu beku banget, yang satu kayak burung beo, berisik..........”, pikirannya yang mulai menjurus ke alam fantasinya, “ Mas, besok aku temenin ke toko buah soalnya besok aku mau nengokin oma, besok sekalian bareng aku ya nengokin oma, aku kenalin deh sama sepupu-sepupu aku yang lain kalo pacar akau ganteng, pinter lagi, ok, bisa kan besok, jangan sampe telat ya, jam 3 kita berangkat takutnya macet orang kerja pulang!”. “ hm...”. itulah segelintir fantasi Gina tentang Bimo jika Bimo punya cewek yang bertolak belakang dengan dirinya, jauh lebih berisik dari burung beo atau ibu-ibu di pasar induk.

Gina masih penasaran dengan sosok Bimo. Sembari dia menonton DVD yang telah disewa, dia masih memikirkan hal itu. Dan tumben sekali Ochan dan Bimo turut menonton, biasanya mereka berdua sibuk dengan urusan masing-masing, apalagi Bimo, setia didepan laptopnya. “, Gin, Lu beli semua tuh DVD, banyak duit lu?”, tanya Ochan. Gina sok ga menggubris, ceritanya meniru sikap Bimo nih! “ Gin, bolot lu!”. “ Hm..”, jawab Gina Singkat, seperti jawaban Bimo jika ditanya. “Hm.. jawaban simple tapi ga jelas, ya itulah mas Bimo, ganteng-ganteng tapi kulkas !”, pikir Gina sembari melihat flm.



Setelah seminggu lebih di rumah Gina, Bimo lama-kelamaan mulai bisa mengakrabkan diri. Dia jauh lebih akrab dengan Ochan, karena sama-sama Cowok dan sebaya. Dengan Papa Mamanya Gina dapat dikatakan baik, tapi kalau dengan Gina agak lumayan, bisa ga bisa iya (???). Gina masih saja penasaran dengan Bimo. “ Coba gue bisa deket sama dia gue bisa tahu kayak apa dia lebih dalam, tapi ada ‘progress’ juga ga se cool waktu pertama dateng!”, pikir Gina. “ Nah, besok mending berenang bareng aja,siapa tahu dia bisa lebih enjoy sama gue so ketahuan deh kayak apa belangnya ha..ha..ha..ha..!!”, melepaskan kepenatan liburan menemukan titik terang.

Ternyata yang dipikirkan Gina ga meleset mereka bertiga setuju untuk pergi berenang. Semuanya telah disiapkan. Dengan modal merayu sang Papa, mobilnya dipinjamkan pun berhasil, walaupun dengan syarat-syarat konyol. “ Iya,aku sekarang nganterin Papa dulu ke kantor trus baru deh kita berenang, iya kan Chan?”, ujar Gina. “ Chan!Chan! emang gue sinchan, tuh Pa ga sopan sama kakaknya manggilnya chan..chan..cahn..chan..Mas Ochan, gitu!”, mereka seperti kembali kemasa kecil dulu saling tuduh menuduh konyol. Mamanya, Bude Ninik, dan Bimo hanya tersenyum sambil tertawa kecil.

Cara jitu Gina mengajak Bimo berenang cukup ampuh, dia jadi tidak canggung dan tidak secuek waktu datang kerumah. Dia bisa juga seru-seruan. Kok kayak anak autis aja ya dikasih terapi lumba-lumba(berenang bareng lumba-lumba) bisa sedikit lebih baik. Apa jangan-jangan Bimo autis, ah ga dijadiin kasus di cerita ini, takut keberatan! Back to story> Gina mencoba lebih mengakrabkan diri dengan Bimo supaya bisa tahu dibalik kecuekan alias ke-cool-annya yang seperti es batu, mending es krim ada manis-manisnya. (???).

Gin, gue keatas dulu ya !”, ujar Ochan yang mulai capek. “ Gina tetap menikmati suasana kolam renang yang tidak begitu ramai, padahal saat itu sedang liburan sekolah, mestinya dipadati pengunjung. “ Ochan mana?”, tanya Bimo. “ haus, dia ga kuat lama-lama dikolam, maklum kambing “, jawabnya asal dan kembali mencoba-coba aneka gaya berenang buatannya sendiri. Bimo cukup terhibur atas celotehan adik sepupunya barusan. “ Mas, balapan dari sini ke ujung situ, berani ga?”, tantang Gina. “ Ayo,.”, jawab Bimo. Benar-benar terlihat perubahannya, jika dibandingnya hari-hari awal kedatangannya. Gina mencuri start. Dia melesat seperti pesut, ya tidak secepat pesut sih dan disusul Bimo. Ternyata Bimo berbalik arah lagi karena dia sudah kalah. . Tanpa disadari Gina sudah berada diarea kolam dalam (lantai kolamnya dibuat miring, semkin lama semakin dalam). Tiba-tiba Gina mengalami kesulitan dan nyaris tenggelam. Dia berusaha berenang supaya tidak tenggelam. Napas Gina menjadi tidak teratur sehingga dia mengalami kesulitan berenang. Seorang cewek yang kebetulan sedang berjalan melewati kolam itu melihat Gina yang nyaris tenggelam. Dan dengan paniknya dia berteriak minta tolong bahwa ada yang tenggelam. Semua orang jadi memusatkan perhatian paada Gina. Bimo yang awalnya tidak ‘ngeh’ akhirnya berenang menuju tempat Gina dengan kecepatan hiu pembunuh yang akan memangsa singa laut. Dia segera menolong adik sepupunya yang mengalami kesulitan bernapas karena air sudah masuk kedalam mulutnya. Bimo pun mengendong adik sepupunya untuk naik kepermukaan dan memeriksa keadaan Gina. Dua kali Gina nyaris celaka saat bersama Bimo, apa maksudnya ya? Tidak ada maksud, dan tidak ada makna apapun dari dua hal tersebut. Setelah Gina sadar, dia menuntun Gina ke tempat duduk mereka. Ochan yang melhat keadaan Adiknya juga ikut kaget. Namun semua kembali tenang ketika Gina sudah tidak shocked. (aduh..aduh..gampang shocked juga ya Gina, hati-hati loh, neurotic tingkat tinggi bisa jadi ‘miring’ !). mereka pun segera menyudahi acara berenag itu, disebabkan pula karena Gina yang nyaris tenggelam, bisa dikatakan tindakan ‘antisisapi’ (Antisipasi!).



Liburan Gina sepertinya memang tidak dirancang untuk hal-hal hura-hura, tapi bete, bosan, dan penuh kepenatan, ditambah badannya yang meriang atau bahasa kerennya demam, membuatnya tidak bisa berkelana ke dunia luar. Ditengah keadaanya yang sedang sakit, dia terpaksa ditinggal warga rumahnya. Si mbok tiba-tiba cuti 5 hari untuk menengok anaknya yang sakit, sementara Papapnya kerja, Mamamnya bersama Budenya menengok saudara yang tiba-tiba masuk rumah sakit, Ochan sang Kakak sibuk dengan rencana reuni akbar SMAnya. Dia terpaksa berdiam di rumah nan sepi. Dia hanya ditemani sang kakak sepupu, Bimo. Agak berat juga sakit sendirian tanpa ada yang mengayomi (aduh bahasanya makin berat!) Meski dalam kondisi demam, Gina tidak mau terlewat film favoritnya. Dia sudah siap duduk didepan TV untuk menonton filmnya. Tiba-tiba Bimo duduk disampingnya dan meletakkan semangkok sup hangat. “ Gile, sekarang makin progress aja Mas Bimo, sakit dibikini sup, kemarin hampir tenggelem ditolongin, dibalik kecuekkanya, care juga ! bikin cewek kagum, ya gue salah satunya, , bisa suka nih gue.?! “, pikirnya sambil melirik kearah sup itu dan Bimo. “ Thanks ya mas, jadi ngerepotin?!”, Gina sampai terkesima nih!. Tapi semangkuk sup hangat itu dimakannya dan membuat Gina yang terhanyut dalam rasa kagum terhadap Bimo menjadi luntur sia-sia. “ Anjrit, ternyata bukan buat gue, ah.. ga bilang sih, jadi tengsin nih !”, pikirnya dan Gina pun malu berat tapi dia sok terlihat cool, biasalah mengadopsi trik kulkasnya Bimo. “ Mau? Nih.”, Bimo menawarkan supnya. “Ga salah nih, masa gue makan bekasnya dia, kalo niat ngasih mah jangan dimakan dulu, mas !”, pikirnya. “ Thanks, mas makan aja, baru makan kok !”, jawab Gina sambil terus memperhatikan actor film yang sedang berlaga. Secepat kilat dan tanpa basa-basi Bimo mengambilkan sup baru buat Gina. Dia mengambil sesendok dari mangkok sup itu dan mengarahkan kedepan mulut Gina. Gina pun heran dan dengan keheranannya itu, Gina membuka mulutnya dan sup itu pun masuk kedalam mulutnya. Gina tersentak kaget, “Haaahhh..barusan nih mas Bimo, ga salah???? Haaahh..????”, Gina menjadi hilang konsentrasi menonton.



Sebelumnya Gina memang dibuat bete karena harus ikuatn bangun pagi-pagi buta untuk menuruti suruhan Mamanya. Tapi kali ini dia bisa pulas tidur dan bangun sesuai apa yang dia mau. Gina pun bangun dengan segar setelah beberapa hari kondisi badannya kurang fit. “ HUUUAAAAHHH...”, Ginamenguap seperti kuda nil sedang berkubang. “ Baru kali ini gue bisa pules, udah lama ga lari pagi, lari pagi ah, sekalian ajak mas Bimo!”, ujarnya. Padahal jam sudah menunjuk pukul 9.00 apakah Gina masih mau lari pagi?. Gina keluar dari kamarnya dan agak sedikit heran karena kondisi rumah tampak sepi seperti tidak berpenghuni. (kalu sepi ya ga ada penghuninya lah !) “Chan!!”, seru Gina. “ kok sepi banget sih, pada kemana lagi?”,” Chan, Ochan, ..mas Bimo>>”, seunya lagi. Didapatinya si mbok lagi merapikan meja ruang tamu, “ Mbok, orang-orang pada kemana sih, Ochan sama mas Bimo kemana?”, tanya Gina. “ Lho, mbak Gina ndak tau to, Bude Ninik sama mas Bimo tuh udah pulang, tadi dianterin ke bandara sama mas Ochan dan Mama.”, jelas si Mbok. Gina terdiam sejenak dan si mbok kembali merapikan meja. “ pulang?maksudnya balik ke australi??”, tanya gina. “ ya mungkin, lha wong si mbok ndak tahu rumahnya dimana.”, jawab si Mbok polos. “ tapi mas Bimo pesen, mbak Gina telepon ke hpnya sekarang ini nomernya.”, ujar si mbok sambil menyerahkan sehelai kertas dari kantong bajunya. Gina menerimanya dengan wajah tanpa ekspresi. Dan Gina kembali ke kamarnya entah dia akan tidur lagi, atau akan menelepon Bimo??



[rathz07]