Saturday, March 13, 2010

Reality Show

Acara baru ya?”, tanya One pada dirinya sendiri. Dia lagi memindah-mindah cannel Tvnya dan melihat reality show yang sedang naik rating. “ Yakin tuh baru kenal bisa pacaran, ah… acting!”, ujar One. One merupakan komentator segala acara TV di rumahnya. Mulai dari sinetron remaja sampai sinetron ibu-ibu dikomentarin. Kali ini One terus berceloteh mengomentari sebuah reality show yang tak sengaja dia lihat. One merasa aneh melihat reality show itu. Dan sebuah ide gila keluar dari otaknya. “ Pengen tau gue di balik tuh acara, mang bener apa bisa beneran pacaran!”

Ne, lu serius mau ikutan tuh acara, trus cowok lu mau dikamanain? “, Tanya Tissa kebingungan menderang temannya itu mau mengikuti acara reality show di TV yang ratingnya lagi naik itu. “serius, kemaren gue udah ngirim email ke redaksinya, kenapa lu juga mau? Ya udah ntar siang lu kirim deh ke redaksi, ya sekalian kan mencari !”, ledek One. One emang mau mengikuti reality Show “ Cari Temen Cari Pacar” yang lagi naik ratingnya. Padahal One udah punya cowo. Apa jadinya ya kalo cowoknya tahu kalo si One ini ikut acara begituan ya???

Sudah dua minggu lebih One mengirimkan data dirinya ke reality show itu, tapi belum ada jawaban juga. Sampai pada akhirnya ketika One lagi bingung nyurusin teamworknya yang akan meneliti suatu subjek, dia mendapat sureprise yang datang dari redaksi reality show itu.

Seorang mas-mas berbaju biru donker datang ke rumah One. Kedatangan si mas-mas ini benar-benar disambut hangat oleh para anjing beetovennya yang sedang dilepas oleh pemiliknya. “ Aduh… kok anjingnya sih yang keluar?”, ujar si mas-mas itu yang ketakutan diserbu 3 anjing besar itu. “Heh..heh..hus..hus..mana majikan lu…hus…hus…”, ujarnya kepada 3 anjing itu(sarap ya nih orang, anjing kok diajak ngomong!). sementara ketiga anjing One terus menggonggongi si mas-mas itu. Setelah hampir 15 menit si pemilik rumah tak kunjung(ehm…bahasanya tak kunjung!) datang dan ketiga anjing itu pun bernyanyi, akhirnya pintu pun terbuka si pemilik rumah pun muncul. “ Ada apa ya mas?”, tanya si pemilik rumah. “ Mbak, anjingnya bisa diiket dulu ga, liat nih celana saya hampir sobek?!”, pinta si mas-mas itu karena ketiga anjing itu menggigit-gigit celana si mas-mas itu. Si pemilik rumah itu pun menggiring ketiga anjingnya (menggiring, lu kira bola digiring! Btw-btw Giring itu vokalisnya NIDJI kan?!)

Dengan muka sebal si mas-mas itu memberikan sebuah amplop ke One. Spontan One bertanya. “ Apaan nih, mas, duit ya?”, tanya One. “ perasaan saya ga pernah ngirim undian apa-apa deh!”, ujarnya lagi. Si mas-mas itu udah bete lama-lama di rumah One dan dia segera pergi tanpa ngomong apa-apa sama One. Sementara One bingung dengan amplop yang dipegang. Dia segera membuka amplop yang di berkan mas-mas ga jelas itu. “ Apaan sih nih, jangan-jangan…”, duganya sementara. “ HAH???”, One kaget membaca isi amplop itu.

Jadi, lu diterima juga jadi peserta!!”, Tissa ga yakin. One dengan tampang pedenya menunjuk surat pemberitahuan yang baru saja dibaca oleh Tissa. Sementara Tissa masih ga yakin dari apa yang telah di abaca itu.

Keesokkan harinya One telah siap untuk mengikkuti acara reality show itu. Segala perlengkapan telah disiapkan dan dia siap melesat ketempat yang telah ditentukan.

Oleh para kru reality show ‘Cari Temen Cari Pacar’, para peserta diberikan pengarahan-pengarahan. One terus memperhatikan pengarahan-pengaahn yang diberikan. “ Oh...jadi gini nih, konsep nih acara!”, gumam One. “ One, ntar lu bareng sama dia ya, tapi nanti lu juga bisa milih , sekarang sama dia dulu !”, suruh seorang kru, yang sepertinya sutradara acara itu deh!.

Sesuai konsep acara, setiap peserta akan dipasang-pasangkan, termasuk One. Dan setiap pasangan diperbolehkan melakukan berbagai hal. (asal positif and ga boleh macem-macem!) “ One, lucu juga ya nama kamu!”, puji seorang peserta lain yang edang dipasangkan dengan One. One Cuma menjawab dengan senyum tipis yang agak maksa. “ Hm… mau aja nih orang disuruh acting !”, gumam One dalam hati. “ Wei, kok diem aja !”, si cowok itu mengaggetkannya. “ Eh, sori, abis gue bingung mau ngomong apaan !”, jawab One yang sengaja polos.Si cowok itu Selalu memulai perbincangan sementara One sengaja menjawabnya dengan singkat, padat, ga meaning ( Loh apa maksudnya ga meaning?!) One memang sengaja bersikap demikian, karena menurut pemikiran kritisnya itu, mana mungkin sih orang yang baru kenal sehari udah bisa pacaran, oleh karena itu dia nekat mengikuti reality show itu hanya untuk melihat, meng-observe konsep acara itu.

Tis, gue lagi break nih, aduh bener-bener ga mutu !”, bisik One melalui HPnya disela-sela break One menceritakan sebagian apa yang terjadi dalam reality show. “ Halah… ga mutu…ga mutu, ntar ada yang mutu loh, eh cowok yang dipasangin sama lu gimana, si Choky kalah ganteng ga?”, tanya Tissa. Seorang kru memanggil One kembali untuk melanjutkan acara.

Akhirnya sampai pada acara puncak, One dan semua peserta dikumpulkan jadi satu untuk benar-benar memilih pasangan yang akan dijadikan teman atau dapat berlanjut menjadi pacar, ya sesuai judul reality show itu ‘Cari Temen Cari Pacar’. Seorang peserta memilih One untuk menjadi pasangannya yang terakhir dalam acara itu. Kali ini One agak terbawa suasana ( Yah, kepengaruh juga lu, Ne sama pengarahan-pengarahan itu, katanya ga mau dan jangan sampe kepengaruh, katanya Cuma acting !)

gimana, Ne, lu mau kan jadi…”, ujar seorang peserta yang tadi memilih One. “ Eh, sori gue potong, sebenernya.. gue... gue...”, One jadi nervous. (waduh, ada apa nih ?) “ gue... mau ke toilet, ga nahan nih, sori ya..”, ditenagh-tengah syuting bisa-bisanya nih cewek melakukan hal konyol itu padahal seantero Indonesia lagi pantengin buat nonton dia (dasar One!). OK. Back to One, di segera lari mencari toilet. Didalam toilet yang kebetulan sepi ( ya iya lah sepi, mana aja sih orang yang kongkonya di WC !) One agak terbbawa susana. “ Anjrit, kenapa gue jadi nervous gini sih, kenapa tuh cowok tiba-tiba bisa ngrubah misi gue disini !”, omelnya pada dirinya sendiri. “ Gue ga boleh kepengaruh arahan kru, ini tuh Cuma acting, ne, acting. !”. “ Mbak One... Mbak, udah belum ya, kita balik syuting lagi “, tiba-tiba seorang kru datang untuk meminta One untuk back to the stage.

Pulang-pulang One malah kayak orang bingung gitu, padahal 3 kantong bingkisan dari sponsor udah ditangan, malah dia mendapatkan staterpack + HP baru lo!” Eh, keren juga lu di TV, cowok yang bareng lu juga ganteng, udah lanjut aja, Ne !”, ujar Tissa. “ Kacau nih, gara-gara tuh acara semuanya kacau !”, ujar One. “ Maksud lu apaan?”, Tissa bingung. Belum sempat Tissa mendengar ceritanya, One malah mematikan teleponnya dan dia segera membanting tubuhnya ke kasur.

Esoknya karena penasaran atas apa yang One katakana ditelepon, Tissa langsung menemui One. “ Heh, rese banget lu, belum cerita apa-apa udah ditutup aja!”, Tissa sok marah. “ Lah, emang gue belum certain??”, One malah balik bingung. “ Eh, kemaren tuh lu Cuma ngomong aduh kacau nih kacau kacau…gimana sih lu!”, protes Tissa sambil mencubit pipi temeben One sampai One kesakitan. “Eeee…jangan freak gini kek!”, protes One yang kesakitan gara-gara dicubit. “ Lu liat kan acaranya dari awal sampai habis? Pas section gue sama cowok indo itu kan gue tahu-tahu ke toilet? Tuh cowok indo mau nembak gue en gue tiba-tiba nervous tau !”, jelasnya. Tissa kaget mendengar hal itu dan langsung tertawa lepas. Karena takut ada yang mendengar secara spontan One langsung menutup mulut Tissa supaya berhenti tertawa. Tapi sepertinya oaring-oarang seantero sekolah sudah tahu kalau One mengikuti reality show itu. . “ eh percuma lu nyuruh gue tutup mulut, seantero Indonesia tahu kalo lu ikut tuh acara, apalagi nih satu sekolah, Ne !”, ujar Tissa sambil meringis. Dan One hanya diam dengan muka betenya.

Sore hari enaknya ngopi-ngopi atau ngeteh-ngeteh. Tapi lain dengan One, dia malah sibuk memandikan ketiga anjing beetovennya. Tiba-tiba pandangannya dikagetkan dengan sososk cowok indo yang berada di rumah seberang rumah One. “ Haah…itu kan si Bonnie, ngapain ya dirumah tetangga baru?”, tanyanya pada diri sendiri. One terus memperhatikan cowok itu dan keadan rumah depan. Ternyata orang yang sedang diperhatikan One sadar kalau dirinya sedang diperhatikan. Dia hanya melempar senyum kepada One. One pun tengsing karena tiba-tiba orang itu sadar kalau dia sedang diperhatikan. “ tapi kok kayaknya dia ga kenal gue, orang baru kemaren ikutan bareng tuh acara, aneh, apa bukan si bonnie ya??”, ujar Gina heran. Dia terus memperhatikan lagi. “ Bener kok itu Bonnie, kok dia ga inget gue sih, ah memorinya payah ni, ah bodo!”, ujar One sebal. Tiba-tiba sosok cowok itu berjalan melewati rumah One. One yang masih penasaran pun sesekali melirik untuk melihatnya. “ Bener itu Bonnie, eh woy….woy…”, panggilnya. Cowok yang sudah agak jauh dari rumahnya pun berjalan kembali kedepan rumah One. “ Lu manggil gue?”, tanyanya. “ Bonnie!” “ One!”, ujar mereka bareng. ( huu..sampai bareng begitu !). mereka pun berbincang-bincang sejenak. “ O..jadi rumah itu, rumah tante lu, sering ke situ ya?”, tanya One. “ Ga juga sih, paling kalo gue ngelesin anaknya.”, jelas Bonnie. “ jadi guru les nih ceritanya?”, tanya One. “ ya gitu deh, eh gue sebenernya buru-buru, kapan-kapan gue kesini lagi deh, OK, see you..”, ujarnya dan dia kemabli melanjutkan perjalannya. One aak kaget, terkesima, tengsin, dan semuanya deh campur aduk! Tapi belum sampai suka kan?

Haah… lu ketemu pasangan lu di CTCP, dimana?”, tanya Tissa yang kaget setelah One menceritakan bahwa Dia bertemu Bonnie. “ Di depan rumah gue, ternyata dia tuh keponakannya tetangga baru depan rumah gue itu, ga nyangka, tapi gue agak aneh aja, waktu syuting lu liat kan dia mau nembak gue, tapi kemaren pas ketemu en ngobrol, biasa aja tuh kayak ga ada apa-apa?”, jelas. One. meneketehe, mungkin dia acting berdasarkan arahan kru, seperti yang lu pikir tentang acara begituan.”, jawab Tissa. “ Tapi kok lu juga aneh, kayak ngarep sama tuh orang, jangan bilang lu beneran suka lagi !”, ledek Tissa. One jadi bingung.

Karena sebentar lagi sekolah One akan merayakan ulang tahun, banyak acara yang harus dipersiapkan. Karena hal itu membuat One harus pulang telat hingga sore hari. “ Ga tahu apa besok ada ulangan 3, malah rapat, dari kemaren kok rapat ga kelar-kelar !”, One ngedumel sambil memasuki area rumahnya. Cowok indo itu pun juga baru datang ke rumah depan rumah One. Dia pun melihat One dan memanggilnya. “ One …”. One pun menoleh untuk melihat Siapa yang memanggil dirinya. Dia pun kembali keluar dengan masih menggunakan seragam sekolahnya.. “ Woi!”, One menjawab Sapaan Bonnie. Bonnie pun sejenak berkunjung ke rumah One. “ Boleh masuk?”, “ Boleh lah!” “ Lu pasti mau ngajar anaknya tante Rosa kan?”, tanay One. “ Iya, lu juga baru balik kan dari sekolah?”, Bonnie balik bertanya. “ iya nih, gara-gara ada rapat , eh..gue mau tanya deh...”, One ingin menanyakan tentang hal yang berhubungan dengan reality show yang pernah mereka ikuti, tepatnya alasan tiba-tiba Bonnie mau menembak dia dalam reality show itu. “ tapi gue jadi ga enak ..”, One agak ragu. “ Ga enak kenapa, tanya aja, emang lu mau nanya apaan?”, Bonnie balik betanya. “ eeuu.....waktu section kita di CTCP.”, ujar One ragu dan berusaha mengingatkan memori Bonnie. Dan memori Bonnie sangat baik, dia bisa langsung menginagtnya. “ O.. waktu itu, gue bingung aja mau improve apa, gue disuruh improve supaya suasana romantis, ya gitu deh, tapi gue juga ga yakin tuh ngomong gitu eh lu pas mau ke toilet ya udah ga jadi.”, jelasnya. “emang waktu itu lu mau ngomong apaan?”, One agak memancing. “ gue diarahin, biar romantis gue mesti nembak lu ya udah gue coba aja tapi gue bingung, gue ga biasa nembak dalam suasana kayak gitu sih !”, jelasnya. “ Tahu tuh gue juga jadi kayak orang bego, lagi syuting eh malah kebelet, bikin kacau aja deh !”, ujar One. “ Gue tuh ga tau mesti ikutan acara itu, temen-temen gue yang ngatur semuanya.”, ujar Bonnie. “ Loh kok temen lu?”, One heran. “ biasalah temen-temen gue, ga pengen gue kelamaan jomblo, tapi caranya maksa en ga guna.”, ujar Bonnie. “ Gue juga ga begitu suka sama acara begituan, masa iya baru sehari udah bisa bilang cinta, konyol banget kan, gue ikutan juga pengen tahu konsep acaranya, ternyata gitu, kayak main sinetron aja.”, ujar One. Ternyata mereka berdua ga setuju ikutan acara.

Karena urusan kepanitian, One harus rela pulang sore-sore dan harus mengorbankan waktu tidur siangna. One yang sedang kecapekan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya sambil mendengarkan MP3 Alunan musik yang datang dari MP3nya itu membuatnya sedikit relaks, padahal yang sedang dia dengarkan adalah musik cadas seperti metalica, blink 182, dan kawan-kawanya itu lah !

One yang sedang bersantai dengan ketiga anjingnya itu didatangi oleh sosok cowok dengan kulit tidak terlalu hitam dan tidak teralu putih, wajah blesteran, rambut hitam. “ Gue masuk ya?”, sapa cowok yang sudah berada didepan pintu pagar rumahnya. Dengan senyum hangat One segera mebuka selot pintu pagarnya dan mnyuruhnya masuk. Anjing-anjing One pun tidak seperti biasanya, tampak ramah pula seperti sang pemiliknya. “ Tumben Bon, ga ngajar?”, o..ternyata Bonnie to! “ sepupu gue sakit ya udah daripada pulang sia-sia mending kesini kan, Siapa tahu yang punya rumah bisa ngasih sesuatu.”, ujarnya dengan bercanda. “ Maksud lu?mau ngapain nih ceritanya?”, One masih saja bertanya hal itu. “ sebenernya gue juga pengen ngomong sih, kalo besok-besok takut lupa kalo lupa nanti malah ga jadi lagi.”, perkataan Bonnie barusan membuat One semakin bingung” Lu inget kan section kita di acara CTCP?”, Bonnie berusaha memutar memri mereka kembali ketika mengikuti reality shoe itu. One hanya mengangguk. “ Lu masih inget juga kan waktu itu gue ngomong apa?”, tapi setelah mendengar ucapan Bonnie barusan One agak lupa. Dia menerawang untuk mengingatnya namun dia menggeleng. “ waktu itu gue mau ngomong sesuatu tapi lu tiba-tiba mau ke toilet.”, bonnie berusaha mengingatkan memori One dan berhasil One mengingatnya. (memorinya OK juga !) “ Sekarang gue mau ngomong seperti yang pernah mau gue bilang ke lu waktu itu. “, jelasnya. One awalnya agak ga ngeh, tapi setelah dicerna perkataan Bonnie barusan baru dia sadar. “ Maksud lu….”ucap One. “ iya...gue pengen lu jadi cewek gue, lu mau?”, ternyata terjadi aksi tembak menembak. One hanya terbengong-bengong dan kemudian terlonjak. Waduh sampai terlonjak gitu gara-gara ditembak. Ternyata One terlonjak karena seekor kecoa mengelitiki kakinya. One pun terbangun dari alam mimpinya. “ Aaaawww…”, serunya sambil menendang-nendangkan kaki yang ada kecoak. “ Sialan nih kecoa ! untung Cuma mimpi, kalo iya, bisa gawat, bisa ancur hubungan gue sama Choky !”, ujarnya sendiri. Pikiran setannya tiba-tiba muncul “ eh, Choky kan jauh disana mana tahu kondisi gue !”. tetapi One punya benteng yang kuat jadi pikiran jahanamnya barusan bisa dihilangkan.

One yang menceritakan mimpinya kepada Tissa membuat Tissa kembali mengeluarkan tertawa hebatnya (maklum ketawa aja pake toak !) dan secara spontan One langsung membekap mulut Tissa. “ Sori..sori habis lucu sih lu, udah ngaku deh lu ngarep kan sama tuh cowok!”, ledek Tissa yang masih cengengesan, One malah menoyor Tissa. “ Eh katanya ‘ga mungkin Cuma sehari kok bisa kecantol’, ah makan tuh ga mungkin, kecantol juga kan lu !”, ledekk Tissa. “ Eh, gue ga kecantol, tapi tiba-tiba aja dia muncul ya gue inget waktu acara itu, Siapa yang kecantol !”, One berusaha membela dirinya yang dipojokkan oleh Tissa. Tissa tidak berhenti-berhentinya meledek dan memojokkan One supaya One mengaku. “ Ne, kalo lu suka ngaku aja lagi, ga usah bohong, tapi lu yakin mau sama dia juga ntar kalo tiba-tiba Chonky balik gimana?”, kali ini Tissa mulai serius seperti seorang konsultan yang memberikan konselingnya kepada klien. “ sebenernya gue belum suka-suka banget kok, makanya itu gue malah takut suka beneran habis dia sering dateng ke rumah depan sih>’, ujar One sambil senyum-senyum sendiri. “ Lah trus kenapa, kalo dia sering ke rumah depan?”, Tissa tampak bingung. “ Kalo dia sering kerumah depan, otomatis dia bakal terus-terusan ketemu gue, kalo bakal terus-terusan ketemu gue bisa-bisa gue yang kecantol sama dia, ngerti ga!”, jelas One agak panas gara-gara udara hot juga tentunya (???) dan Tissa hanya manggut-manggut saja. One semakin bingung dengan perasaannya. Sepertinya yang diucapkan Tissa agak ada benarnya juga (agak lagi!), One sebenarnya suka tapi dia takut kalau menjadi benar-benar suka sama Bonnie, karena dia juga masih jadian sama cowoknya yang sedang menimba (sumur kali ditima) ilmu di negeri singa (bukan afrika loh, but Singapore !)Sementara Tissa yang dari tadi menjadi ‘tong sampah’ nya One hanya senyum-senyum saja melihat sobatnya dibingungkan oleh cowok indo itu.

  


[rathz07]

bentuk ke'kritis'an gue pada waktu itu terhadap sebuah reality show, mencoba menggambarkan dalam sebuah cerita ' angin' nan ' ringan' ...

No comments:

Post a Comment