Sunday, March 21, 2010

Bermain dengan Si ide, Si mimpi, dan Si galau

Bermain dengan Si ide, Si mimpi, dan Si galau


“ fiuuuhhh….”, untuk kesekian kali menghela napas panjang, entah untuk berapa kali harus menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya juga dengan panjang dengan harapan apa yang ada di dlaam dan mengganjal dapat keluar bersama desahan napas. Namun nampaknya semkain ditarik lebih dalam dia kembali masuk ke dalam.

Tepat pukul 2 pagi lewat dikit bahkan nyaris jam 3 ( saat itu jam tak terlihat sama sekali) karena kalap memainkan jari diatas keypad untuk melihat apakah mendapat notification atau meluapkan isi pikiran kedalam dokumen-dokumen yang siap dituliskan. Tiba-tiba sang ide datang menghampiri. Sejenak isi kepala yang ingin keluar dibuat santai oleh si ide. Hmm.. cukup mengalihkan dari panasnya kepala. Tangan mulai memainkan kembali barisan huruf. Sebuah ide yang datang dan kembali tertulis dalam dokumen baru.

Tertulis sebuah judul yang pernah dituliskan pada waktu lampau. Baris pertama, kedua, dan waaww sudah hampir 3 halaman saja. Sebuah kisah, dongeng, cerita, atau apalah itu, terpampang didepan mata si penulis. Si ide memenuhi kepala si penulis dengan alur, tokoh, adegan, dan semua yang tertuang dalam tulisan itu. Hingga sampai paragraf terakhir ( belum berakhir) jari si penulis merasa lemas untuk bermain pada barisan huruf itu, si mata juga sudah tidak sanggup melihat pada layar yang pasti punya radiasi itu. Benda kotak lipat itu tetap menyala dan si penulis kehilangan kesadarannya.

Berganti si mimpi datang…

Si mimpi mengajaknya bermain di alam mimpi atau kata orang-orang pintar ALAM BAWAH SADAR. Permainan apakah yang diberikan kepada si penulis ?? si mimpi meminta si penulis untuk memainkan apa yang telah si ide berikan. Si penulis heran.

“ dengan siapa aku bermian ?”, dia bingung.

Dihadirkannya beberapa lakon dan si mimpi bak seorang sutradara hebat mengatur adegan tiap adegan dari apa saja yang telah si ide berikan pada si penulis. Si penulis seperti seorang artis atau seorang pemian teater atas idenya sendiri dan..

“ haah.. dengan orang ini lagi aku berhadapan?”, gumanya seperti enggan berhadapan lagi dengan orang yang pernah ditemuinya di alam mimpi-mimpi yang lain di waktu lampau

“ Kenapa harus bersama orang ini lagi, lagi, dan lagi??”, si penulis yang begitu heran dan bingung harus dihadapkan kembali pada orang yang ia kagumi namun tidak ia harapkan. Seakan dia menolak permainan dalam alam mimpinya saat itu.

Dia kabur, berlari, dan menerobos batas alam mimpi dengan alam nyatanya, karena si waktu memang menyuruhnya untuk pulang ke alam nayatanya. Si penulis telah diantarkan kembali oleh si waktu ke alam nyatanya. Tetapi pikirannya masih tefrokus pada si ide dan si mimpi. Dia masih memikirkan si ide da si mimpi.

“ haah…. Ini gillaaaa”, ucap si penulis pada dirinya sendiri dan akhirnya dia berucap kepada sahabat-sahabatnya, terutama pada sahabat’gilanya’

“ Apa lagi ini?? Kembali disandingkan dengan sosok yang mengagumkan namun sulit dan enggan di harapkan??”, gumamnya..

“ kenapa semua yang tertulis tersirat(tersurat) dalam mimpi”, dia semakin heran dan terus bertanya-tanya dengan dirinya, dengan Tuhannya, dan sahabatnya.

Tulisan yang tertuang dari si ide yang tak terselesaikan dan sejenak tak berani dia sentuh dengan banyak ketakutan dan asumsi-asumsi lainnya. Sekarang si galau yang mengajak si penulis bermain. Bermian merasakan bagaimnana menggalau kembali karena si ide dan si mimpi. Hingga si penulis memohon untuk menghentikan permaianan galaunya itu.

Sejenak ia berpikir untuk memusnakan si ide dan berhenti bermain kembali dengan si ide. Si penulis yang masih dipaksa bermain dengan si galau yang tiba-tiba melompat dan muncul dihadapannya. Seakan si galau berkata : ayo main dengan si galau bermain galau dari apa yang si ide berikan da si mimpi berikan “

Dan sekarang si penulis terjebak dalam permainannya dnegan si galau.

Apakah permainan ini bisa selesai dan si penulis dapat ke,bali bermaian dengan si ide?

Ataukah si penulis bermain dengan si mimpi dan si galau?

Atau bahkan dengan si ide juga ??

Dalam nyatanya si penulis bermain dengan ketiganya dan bingung untuk menghentian ketiganya


By : me 10 maret’10 subuh-subuh 01:50 @myroom

Inspired by : si ide, si mimpi, dan si galau

No comments:

Post a Comment