Saturday, March 13, 2010

DUA BADUT

Jel berlarian di area yang super luas yang dipenuhi permainan menarik. Dia menyusuri taman bermaian yang super luas itu dnegan kakinya sendiri tanpa lagi ada yang menggandeng tangan kecilnya. Dia mencoba setiap permainan yang mejadi minatnya,namun tak semua mainan berani dia mainkan. Jel seorang gadis kecil yang senang bermain di taman super luas itu. Mulai dari speda air sampai rollercoaster pun di jajalnya.

Dia mulai berjalan kembali mengamati sekeliling taman super luas itu. Dia berhenti sejenak dan melihat Seorang Badut yang sedang berjoget-joget di dekat tukang es krim. Dia tampak ingin menghibur anak-anak yang akan membeli es krim. Seorang anak menghampirinya dan terlihat bersendagurau bersamanya sambil mejilat-jilat es krim stroberi-coklatnya. Sesaatanak itu pergi meninggalkannya karena sang Mama memanggilnya. Badut itu pun kembali berjoget sendirian melambaikan tangannya kepada orang-orang yang berjalan melewatinya.

Kemudian datang kembali 2 orang anak yang ingin membeli es krim yang berada bersama si Badut itu. Salah seorang anak enggan untuk mendekat dan bermain bersama si badut karena takut melihat waja nya. Setelah mendapatkan es krim yang diinginkan dia mengajak temannya untuk menaiki gondola dan meninggalkan si Badut.

jel berjalan menuju tukang es krim itu, dia berkata

“ aku mau es krim coklatnya ya”, pintanya pada tukang es krim itu.

“ Baiklah, tunggu ya “, jawab tukang es krim.

Jel melihat kearah si Badut yang terduduk karena kelelahan berjoget-joget. Tiba-tiba tukang es krim itu berkata padanya sambil menyerahkan es krim pesanannya,

“ Kamu nggak takut kan sama badut ini ?”

“ Takut? Apanya yang nakutin? “, Jel heran.

“ Tadi temanmu takut bermain dnegan si badut “, jelas tukang Es krim.

“ Iya emang aku nakutin ya? Kok anak yang tadi takut ya, padahal sebelumnya tidak loh ?”, si Badut heran.

“ Kamu kan lucu udah gendut suka joget-joget lagi bikin aku pengen ketawa aja “, ujar Jel.

“ Iya dong, tugasnya Badut kan buat anak-anak yang bermain disini ketawa”, jawab Si Badut.

Jel dan Si Badut itu terlihat asik bercanda, tertawa lepas. Namun mereka harus berspisah karena awan yang mulai tampak sendu tampaknya akan turun hujan kembali. Jel, Si Badut, dan Tukang es harus berpisah. Jel berlari untuk pulang, Si Badut pergi menuju ‘base camp Badut’ sedangkan Si Tukang Es krim mencari tempat berteduh kalu-kalau si awan menangis.

Jel terduduk di hadapan sebuah kanvas tanganya mencoret-coret kavas itu dengan kuas yang telah dicelupkan pada cat minya, merah. Dia menyapukan warna merah pada lingkaran kecil yang berada di ditengah dari gambar wajah. Ya dia menyapukan kuasnya dengan warna merah untuk mewarnai hidung, Jel manggambar seorang Badut seperti yang ditemuinya di taman bermain super luas itu. Sesekali dia berhenti memulaskan kuas dan tersenyum melihat hasil karyanya yang memang tidak sesempurna Picasso. Lukisan sedrhana dari seorang anak kecil.

Sang Mama menghampirinya dan berkata

“ Jel, kita dapat tiket gratis lo”, ujar Sang Mama girang.

“ Tiket gratis apa?”, Tanya Jel.

“ kamu bisa sepuasnya bermain di taman bermain yang super luas itu !” seru Sag Mama.

Jel, segera beranjak dan melompat memeluk Sang Mama seketika mereka berangkat menuju Taman Bemain yang super Luas itu. Jel seang akhirnyabisa berjumpa lagi dengan Si Badut yang kemarin telah membuatnya tertawa terbahak-bahak bersama Si Tukang Es Krim.

Tak butuh waktu yang lama untuk sampai di tempat itu, Jel segera turun dari mobilnya dan berlari memasuki area taman bermain yang luas itu. Disusul sang Mama yang tampak senang melihat anaknya sennag, ya itulah Mama akan selalu senang jika anak sneang. Pada hari itu ternyata ada acara Parade Badut. Badut-Badut mengelilingi area bermain itu sambil membawa alat-alat musik. Jel mencari Si Badut Gendut yang kemarin bersamanya. Matanya terus mengamati barisan badut-badut yang sedang berjlan itu. Namun dia tidak menukannya.

Setelah memainkan beberapa permainan Sang Mama mengajak Jel untuk membeli sebuah Gulali manis. Tepat di sebelah tukang gulali itu duduk seorang Badut yang duduk dengan sebuah terompet ditangannya. Nampaknya parade Badut telah usai dan para Badut saling menyebar menghibur anak-anak yang sedang bermain di taman yang super luas itu. Tukang Gulali memberikan 2 gulali untuk Jel dan sang Mama, kemudian mereka duduk di sebelah Badut yang sedang meniup terompet itu. I Badut it uterus memainkan sebuah lagu dari terompet itu. Para pembeli gualli Nampak memeprhatikan permainan terompet Si Badut.

“ Wah nggak Cuma pintar melucu ya, dia juga intar memainkan terompet “, ujar Sang Mama.

“ Tapi kayaknya bukan iniBadut yang kemarin, kemana ya dia?”, sambil menoleh kekanan kekiri.

Walaupun dia mencari si Badut gendut yang pintar melawak, dia pun tetap memperhatikan permainan terompet si Badut itu. Setelah selesai memainkan terompetnya Jel, Sang Mama, Si Tukang Gulali, dan bebberapa orang memberikan tepukan yang meriah untuk Si Badut terompet itu. Rasa penasaran Jel terhadap keberadaan Si Badut Gendut pun sedikit terlupakan oleh permaiann terompet Si Badut Terompet. Wajah Jel tampak gembira bisa menyaksikan permainan terompet si Badut Terompet.

Jel terduduk kembali dihadapan kanvas yang sudah sebagan berwarna-warni kan cat minyak. Jel kembali menyapukan kuas dari plaet, diambilnya warna kuning kemudian disapukannya pada bagian atas kepala sebuah wajah. Dia memberikan warna kuning untuk rambut. Samapi sore hari pun Jel tetap terduduk di depan kanvasnya. Wajahnya sudah belepotan cat. Sang mama yang diam-diam mengintipnya tersenyum melihat obyek lukisan itu. Jel tersadar bahwa dirnya diamatin oleh Sang Mama dia segera berdiri untuk menutupi gambarnya itu dengan badannya.

“ Eh, cat nya belum kering nanti belepotan semua !”, seru Sang Mama mengingatkan.

“ Curang nih, ngintip-ngintp !”, protes Jel.

‘ Sang mama hanya tersenyum melihat wajah Jel yang tiba-tiba manyun.

“ jangan dilihat dong, Ma jelek kan gambarnya ?”

“ Nggak kok, bagus “, jawab Sang Mama. Meskipun gambarnya terlihat sederhana dan tidak sesempurna para pelukis-pelukis handal, Sang Mama tetap menganggap lukisan gadis kecilnya bagus.

“ kenapa gambarnya Badut?”, Tanya Sang Mama.

“ Habis Lucu bikin aku ketawa”, jawab Jel.

“ Dan hebat, bisa memainkan lagu kesayangnku dengan terompetnya”, ujar Jel lagi.

“ Kalau besok kita ke taman bermain yang super luas itu, gimana?”, Tanya Sang Mama.

“ Waaaaahhhh… mau !!”, jawabnya senang.

“ Tapi kamu bawa lukisan itu biar mereka juga sennag melihatnya “, pinta Sang Mama. Tiba-tiba wajah Jel sendu dan sedkit menunduk.

“ Gamarnya jelek .”, ujarnya pelan.

“ nggak, besok kita kesana lagi ya !”, ujar Sang Mama.

Jel membungkus lukisan sederhananya dengan kertas coklat dan segera memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Jel dan Sang Mama bersiap untuk menuju Taman bermain yang Superluas itu. Sepanjang perjalanan Jel terus bertanya mengenai hasil karyanya itu.

“ Ma, gambarku jelek ya?”

“ Ma, cat nya belepotan ya ?”

“ ma…

“ ma..

Jel terus mengkhawatirkan karyanya yang akan dia tunjukkan pada 2 Badut yang telah menghiburnya di taman bermain yang super Luas itu. Sang Mama hanya tersenyum dan mengelus kepala gadis kecilnya. Tidak samapai berjam-jam untuk sampai taman bermain yang super luas itu. Jel dan Sang Mama segera turun dari mobil dan mereka menjumpai taman bermain yang super luasitu tamapk sepi dan pintu gerbang tertutup dengan gerendel gembok besar dengan papan yang bertulisakan “ DISEGEL KARENA TANAH SENGKETA” . Jel berlari dari mobilnya sampai pada pintu gerbang tempat itu. Dia menatap kedalam are bermain itu dengan wajah sedih. Disana tak tampak satu pun pengujung, si tukang es krim, si tukang gulali bahkan Dua Badut yang telah menghiburnya saat bermain, Si Badut Gendut dan Si Badut Hebat.

Badut yang membuat orang terhibur bahkan sampai bisa menginspirasikan seorang anak untuk berkreasi menciptakan hasil idenya dalam sebuah karya. Badut yang yang bisa membuat seorang anak dapat melepas tawanya dalam keceriaan, Badut yang mapu menarik hati dan perhatian para pengunjungnya dengan segala aksi, dan kehebatannya untuk menghibur dengan cara-cara yang menakjubkan..

…dan sekarang dua badut itu menghilang.Hanya sebuah lukisan dua badut milik Jel yang jauh dari kesempurnaan namun sangat sempurna makna di baliknya.


By : me 3rd March 2010

Inspiredby : Orang-orang yang telah memberikan penghiburan dan keceriaan

No comments:

Post a Comment