Thursday, October 28, 2010

Kecil

Seperti semut,

Seperti kutu,

Seperti butiran gula,

Seperti mikroba,

Hanya bisa dilihat dengan mata yang super jeli, kaca pembesar bahkan, mikroskop

yang besar mungkin sampai tidak bisa melihat atau bahkan tak mau melihat karena terlalu kecil untuk dilihat.

Kecil

Aku memang kecil

Membuat mata harus memicing jika ingin melihat


Tetapi salah seorang Yang besar mampu melihatku tanpa alat-alat itu

Dia mamapu melihatku yang kecil bahkan super kecil dengan Mata telanjangNya

Mengalahkan mata dari mereka yang besar lainnya

Mereka harus melihat dengan kaca pembesar bahkan mikroskop jika ingin melihatku dengan sangat jelas


Kecil

Aku memang kecil

Hanya bisa kau lihat dengan bantuan mata-mata buatan yang hebat

tetapi tak bisa kamu lihat dengan kasat mata telanjang


Kecil

Aku kecil

Tidak hanya sulit terlihat tapi kadang enggan untuk kau lihat


Kecil

Aku kecil

Walaupun aku kecil aku punya kekutan besar

Aku mampu berjalan-jalan riang di dongeng mimpi yang besar dan luas

Aku bisa melihat kalian yang besar tidak hanya dengan mataku yang kecil tetapi dengan kekuatan mata hebat yang diberikan oleh Yang Maha Besar


Kamu,

Besar

Tetapi kamu tidak dapat melihatku yang kecil ini

Aku

Kecil

Aku bisa melihatmu dengan sangat seksama


Siuuuuhhh....ssshhhh..... ”

Tiba-tiba tertiup harapan

Aku kecil bisa menggendong harapan besar seperti kamu yang besar


Aku

Kecil pasti akan bisa kamu lihat tanpa kau picingkan lagi matamu

Tanpa kaca pembesar

Tanpa Mikroskop

Tanpa mata-mata hebat yang membantumu melihat

Di suatu hari nanti


Terima Kasih kepada Yang Paling Besar diantara yang besar

Telah menjadikanku

Kecil

Karena dengan

Kecil aku mampu melihat yang besar


By : angelina.r.d

October 17th 2010

Inspiredby : Dia Yang Paling Besar dan makluk yang paling kecil (si aku)

Si Penyihir Nada

dia,

Berkostum hitam

Wajahnya agak tertutup anak rambut yang terurai tajam

Matanya menajam seperti elang mau menyambar anak ayam

tulang pipinya pun seperti ingin keluar dari persembunyiannya.

Sosoknya begitu dingin dan misterius bak penyihir dalam dongeng tidur masa kanaku dulu


dia,

masuk ke dalam sebuah tempat redup sambil membawa benda kesayangannya

Jika dilihat dari kejauhan benda itu seperti sebuah tongkat tapi bukan tongkat

Benang-benang tajam tersangkut di sana

Dan jari-jari tajamnya siap melentik


Sosok berkostum hitam itu terduduk di atas sebuah kursi besi usang

Jarinya tampak mengelus-elus mesra benda yang ada digenggamnnya dan siap beradu dengan benang-benang tajam

dari jarak beberapa langkah kaki mata-mata polos membidiknya


triink ...!”

wajah dinginnya kembali tertutup rambut

mata elangnya menatap tajam pada benda yang ada di genggamannya

mata-mata polos terus menatapnya dengan terkesima

mantra-mantra suara dingin terloncat, beterbangan, dan menyebar memenuhi tempat redup itu

tik..tok..tik..tok.., !”

waktu pun berdennyut bersamaan dengan si sosok hitam itu menarikan jarinya diatas benang tajam

mata-mata polos semakin membidiknya

dan akhirnya mereka tersihir oleh mantra suara dinginya


dia,

sosok hitam

berwajah dingin

bermata tajam,

dia,

si penyihir nada

menebarkan mantra-mantra suara dengan jarinya

membuat para pemilik mata polos terkesima


tetapi kini,

sebuah penawar rasa membuka sebuah mata polos

mata itu tidak lagi polos untuk membidiknya hingga terkesima

mata itu kini mampu menangkal mantra suara dingin dan aura misteriusnya

dan mata polos itu kini tersadar dari sebuah sihir yang ditebar oleh si penyihir nada

by: angelina ratih devamti

October 15th 2010