Thursday, October 28, 2010

Si Penyihir Nada

dia,

Berkostum hitam

Wajahnya agak tertutup anak rambut yang terurai tajam

Matanya menajam seperti elang mau menyambar anak ayam

tulang pipinya pun seperti ingin keluar dari persembunyiannya.

Sosoknya begitu dingin dan misterius bak penyihir dalam dongeng tidur masa kanaku dulu


dia,

masuk ke dalam sebuah tempat redup sambil membawa benda kesayangannya

Jika dilihat dari kejauhan benda itu seperti sebuah tongkat tapi bukan tongkat

Benang-benang tajam tersangkut di sana

Dan jari-jari tajamnya siap melentik


Sosok berkostum hitam itu terduduk di atas sebuah kursi besi usang

Jarinya tampak mengelus-elus mesra benda yang ada digenggamnnya dan siap beradu dengan benang-benang tajam

dari jarak beberapa langkah kaki mata-mata polos membidiknya


triink ...!”

wajah dinginnya kembali tertutup rambut

mata elangnya menatap tajam pada benda yang ada di genggamannya

mata-mata polos terus menatapnya dengan terkesima

mantra-mantra suara dingin terloncat, beterbangan, dan menyebar memenuhi tempat redup itu

tik..tok..tik..tok.., !”

waktu pun berdennyut bersamaan dengan si sosok hitam itu menarikan jarinya diatas benang tajam

mata-mata polos semakin membidiknya

dan akhirnya mereka tersihir oleh mantra suara dinginya


dia,

sosok hitam

berwajah dingin

bermata tajam,

dia,

si penyihir nada

menebarkan mantra-mantra suara dengan jarinya

membuat para pemilik mata polos terkesima


tetapi kini,

sebuah penawar rasa membuka sebuah mata polos

mata itu tidak lagi polos untuk membidiknya hingga terkesima

mata itu kini mampu menangkal mantra suara dingin dan aura misteriusnya

dan mata polos itu kini tersadar dari sebuah sihir yang ditebar oleh si penyihir nada

by: angelina ratih devamti

October 15th 2010

No comments:

Post a Comment