Wednesday, January 8, 2014

Parfum dan Kentut


Angin segarmu itu hanya kamflase kentut yang kau semprot dengan parfum murahan. Kau harus menyemprotkannya ketika hidungku ragu bau apa yang sedang terhirup., dan saat cairan parfum murahmu menipis saat itulah bau busuk semakin menyengat dan akhirnya aku tahu, wewangian apa yang selama ini tercium. Angin segar yang tidak nyata segar tapi terkontaminasi kamuflase-kamuflase yang kau buat. Ya itu bukan angin yang menyegarkan nafasku yang sedang sangat butuh oksigen.

Sekarang aku harus balik bertanya atas tanyamu, mengapa aku harus beralih? Karena aku butuh udara segar untuk membantu nafasku yang pendek dan nyaris  terhenti karena terlalu banyak karbondioksida yang menyiksa  jiwa. Dan itu yang tidak kau tahu.


(Angelina Ratih Devanti, 24 Januari 2013) 

No comments:

Post a Comment