Saturday, February 14, 2015

Kacamata Miss Picky : Patah Gigi Patah Hati


“ Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini.”
Pernah mendengar penggalan lirik tersebut, kan. Lirik itu menunjuk pada sebuah perbandingan rasa sakit. Lirik yang sering dipakai untuk guyonan atau pada adegan drama (baik drama lebai maupun drama komedi) dimana tokoh sedang patah hati muncul penggalan lagu tersebut sebagai pemanis adegan. Orang diharapkan memilih untuk sakit gigi daripada merasakan sakit hati. Seakan sakit gigi tidak ada apa-apanya dibanding sakit hati. Tapi kenapa sakit hati tidak dibandingkan dengan sakit lainnya? sakit gigi lebih memang pamor dalam lirik dibanding sakit perut, sakit pinggang atau sakit lainnya. Jangan salah sakit gigi juga menyakitkan seperti sakit hati. Yang namanya sakit mana ada yang enak.    
Saat seseorang mengalami brokenheart, seakan badan ‘lupa’ merasakan saat salah satu organ sakit, ya seperti penggalan lirik lagu tadi, gigi sudah bengkak tapi karena patah hati seakan rasa nyut-nyutan itu nggak ada rasanya. Seperi mati rasa fisik. Hebat ya pikiran manusia bisa memblokade, mentolerir rasa sakit fisik dari patah hati.  
Sebenarnya sakit gigi pun bisa membuat seseorang sakit hati. Saat seseorang sedang sakit gigi, merasakan gusi berdenyut sampai kepala juga ikut berdenyut. Orang sering menyebut, “cenat-cenut” atau “ gigiku nyut-nyutan”. Coba bayangkan jika kita sedang merasakan ‘nyut-nyutan’ di gusi dan kepala, saat itu kita juga sedang melakukan sesuatu hal, mungkin konsentrasi terganggu, mungkin peluang melakukan kesalahan lebih besar, efeknya apa yang dikerjakan tidak total. Atau merasa tidak percaya diri karena gusi bengkak seperti orang sedang ‘mengemut’ permen. Gigi patah, bisa membuat seseorang ‘patah hati’. Gigi seri depan patah, membuat penampakan diri seperti lansia. Kalalu kejadiannya terjadi pada lansia mungkin dianggap wajar, gigi sudah banyak yang tanggal. Bagaimana jika kejadiannya terjadi pada anak muda? Mungkin saja akan merasa tidak percaya diri. Pasti ada keresahan bagaimana ya jika bertemu pacar, bagaimana kalau berdiskusi dengan klien, dan segala macam keresahan. Saat berhadapan dengan orang lain, mungkin akan merasa risih karena giginya ‘ompong’.  Belum lagi jika ke’ompong’an itu dipertanyakan lawan bicara. Rasanya, ya mungkin seperi patah hati. (mungkin) Patah gigi juga bisa membuat hati ‘ciut’ kan. Patah gigi juga memicu sakit lain, jadi susah makan, jadi malas makan, asupan makan berkurang dan akhirnya sakit perut..
Bisa dikatakan yang namanya sakit apapun itu baik fisik maupun psikis tidak enak. Sakit gigi tidak lebih baik dari sakit hati. Sakit hati tidak lebih baik dari sakit gigi. Demikian juga sakit perut, sakit pinggang, dan sakit lainnya.
Bukan “Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati”
Karena sama menyakitkan, “cenat-cenut” dan “nyut-nyutan” 
Tapi, Lebih baik SEHAT J


 (Angelina Ratih Devanti, 8 Februari 2015) 

No comments:

Post a Comment