Thursday, April 19, 2012

On My Broken Bed Series: “Sayap”

Kamu ingin menjadikanku malaikat. Hmm.. apa bisa ? kurasa tak bisa. Aku malah merasa kau yang pantas menjadi malaikat ketimbang aku. Mengapa? karena kamu memang ibarat malaikat dengan sayap tangguh tak terlihat. Harapanmu dulu adalah menjadikanku malaikat manis dan memiliki sayap cantik. Itulah yang kau toreh melalui label diriku yang mendarah daging sampai aku berakhir.

Sayap tangguhmu selalu ku gunakan untuk main pesawat terbang, layang-layang, kipas-kipas saat panas, mengusap lendir hidung saat meraung, bahkan selimut saat mengigil. Sayapmu multifungsi dan hampir rapuh dibuatku.

Sayapmu tak hanya menjadi sarana untuk bermain laying-layang, menghalau panas, ataupun selimut, tapi juga menjadi benteng lembut saat sebuah batu melukaiku. Itu yang membuat aku semakin bergantung pada sayap tangguhmu. Aku tak pernah menduga bahwa sayapmu juga bisa rapuh bahkan patah. Selangkah mendekati satu dekade sayapmu mulai terlihat rapuh. Bulu-bulu lembut sedikit demi sedikit rontok, karena jam terbangmu tak beraturan. Angin-angin kecil melepaskan satu helai, dua helai, bahkan puluhan helai.

Akhirnya sayapmu benar-benar rapuh… Bahkan patah..

Aku hanya meratap bingung tanpa ekspresi. Nanti aku harus bagaimana tanpa sayapmu ini , begitulah tanyaku pada benak.

Setelah melewati satu dekade lebih sedikit, aku bak kehilangan sayap. Benteng lembut saat timpukan batu datang tak ada, selimut saat menggigil tak ada, keceriaan bermain laying-layang tak ada.

Sayapmu lenyap…

Meskipun Sang Pemberi nafas selalu memberikan helaian-helaian sayap lain, sayap tangguhmu tetap yang mampu membawaku teduh.

Sampai hari ini, menuju seperempat abad label bergaung pada jiwaku, aku menanti untuk melihat dan merasakan sayapmu. Hanya butiran sapaan padaNya yang mengobati kerrinduan padamu dan sayap malaikatmu.

By : Angelina RD March 22nd 2012

dedicate to : my angel’s wings

Extremely, I miss u

No comments:

Post a Comment