Ceritaku
Bersama Teman Spesial
#3 Alit Anak Baik
Setelah
Kelas ‘Berhitung Asyik’ selesai bel sekolah pun berbunyi,
“kriiiiing……kriiiing…!!”
. Waktunya istirahat.
Semua
anak berlarian keluar kelas. Ada anak yang duduk di depan kelas untuk menikmati
bekal. Ada yang bermain petak umpat. Ada yang bermain lompat tali.
Alit,
Mega, Sasa, dan Bima sedang asyik bermain di bak pasir. Mereka berempat membuat
berbagai bentuk. Alit dan Sasa sangat
suka membuat istana pasir. Mega membuat beruang. Sedangkan Bima lebih suka
membuat kura-kura.
Saat
Alit ingin menuang pasir ke dalam ember, ia bingung mencari sekop. Ia melihat
ketiga temannya menggunakan sekop namun ia tak punya. Ia melihat ternyata hanya
ada 3 sekop. Alit meminta ijin kepada teman-temannya,
“
Aku boleh pinjam sekop ?”, tanya Alit sambil menatap ketiga temannya.
“
Aku sedang pakai.”, jawab Mega.
“
Tunggu ya, aku mau selesaikan kura-kuraku dulu.”, jawab Bima.
“
Ini.”, ujar Sasa sambil menyerahkan sekop kepada Alit. Alit mengambil sekop
dari Sasa, namun karena terlalu cepat mengambil sekop dari tangan Sasa, Alit
tidak sengaja mencakar tangan Sasa. Sasa merintih kesakitan.
“
Aduuh, Alit, kok mencakar tanganku sih !”, ujar Sasa kesal.
“Aku
nggak sengaja.”, jawab Alit ketakutan.
Mega
dan Bima segera melihat keadaan Sasa. Mereka melihat tangan Sasa yang merah
karena tercakar kuku Alit.
“
Tangannya Sasa merah.”, seru Mega.
“
Aku nggak sengaja, aku mau ambil sekop kok.”, ujar Alit.
“
Alit nakal, aku udah kasih sekop tapi dicakar”, ujar Sasa terisak.
Bima
segera berlari mencari Ibu Sisi. Ibu Ssisi adalah guru kelas mereka. Sementara
Mega dan Sasa masih bersama Alit. Sasa dan Mega menjadi kesal pada Alit.
Sebenarnya Alit tidak bermaksud mencakar Sasa, tetapi Sasa dan Mega sudah
menyalahkan Alit dan terus menyatakan bahwa Alit nakal.
“
besok Aku nggak mau main lagi, Alit nakal”, ujar Sasa terisak dan kesal.
“
iya, aku juga, Alit nakal, aku nggak mau temen.”, ujar mega ketus.
“
Aku nggak nakal, aku nggak sengaja,”, ujar Alit ketakutan.
Ibu
Sisi segera datang dan menanyakan kejadian yang terjadi. Alit menceritakan
kejadian yang terjadi demikian pula
Sasa. Ibu Sisi akhirnya mengerti. Alit memang tidak sengaja mencakar Sasa
karena Alit masih sulit untuk mengontrol gerakannnya. Alit tidak bermaksud
mencakar Sasa. Bahkan sebelumnya Alit pernah jatuh di bak pasir karena tidak
bisa berhenti saat lari dari kelas menuju bak pasir. Ibu Sisi pernah dipukul
oleh Alit, padahal Alit ingin menyentuh tangan Ibu Sisi untuk minta diajari
berhitung.
Ibu
sisi berusaha memberi pengertian kepada Sasa dan teman-teman Alit bahwa Alit
memang tidak sengaja mencakar tangan Sasa. Ibu Sisi juga berkata bahwa Alit
juga anak baik, ia tidak nakal. Ia mencakar atau memukul karena Alit belum
dapat menggerakkan tangannya dengan baik dan membutuhkan bantuan Ibu Sisi dan
teman-temannya.
“
Alit nggak nakal kok, Alit kurang hati-hati saat mengambil sekop dari Sasa”,
ujar Ibu Sisi.
“ Tapi sakit, Bu Sisi, tuh merah kan tanganku
!”, keluh Sasa.
“
Aku nggak sengaja Sasa, maaf ya “, Alit meminta maaf karena dia merasa bersalah
telah mencakar Sasa.
“
Iya, Alit lain kali hati-hati ya, kalau mua ambil sesuatu dari teman pelan-pelan
ya.”, ujar Ibu Sisi.
Setelah
Alit dan Sasa saling bersalaman. Mereka bermain bersama kembali di bak pasir. Ibu
Sisi pun ikut serta bermain bersama mereka. Ibu Sisi mengajak Alit bermain
pasir dengan meremas-remas pasir agar ototnya lemas sehingga Alit dapat belajar mengontrol gerakannya. Alit
diajak untuk mengambil dan menuang pasir ke ember dengan tangannya.
Akhirnya Teman-teman Alit mengerti keadaan
Alit. Alit juga bukan anak nakal. Alit selalu baik terhadap teman-temannya
karena selalu terburu-buru saja sehingga Alit terkadang melukai dirinya dan
orang lain.
Mereka
pun dapat bermain bersama kembali. Terkadang teman-teman Alit ikut mengingatkan
Alit saat terburu-buru berlari atau menerima barang dari orang lain. Yuk
kita bantu Alit supaya Alit bisa pelan-pelan saat berjalan, berlari, dan saat
mengambil sesuatu. Alit anak yang baik, ya teman-teman.
(Angelina
Ratih Devanti, 9 April 2014)
No comments:
Post a Comment