Saturday, August 16, 2014

Ceritaku Bersama Teman Spesial: #4 Mirel Suka Matematika

Ceritaku Bersama Teman Spesial
#4 Mirel Suka Matematika
Waktu istirahat telah usai, saatnya semua murid kembali ke kelas. Kelas ‘Berhitung Asyik’ bersama Pak Ade akan dimulai. Mirel tampak lemas saat masuk kelas. Sita, teman sebangkunya heran menatap Mirel. Ia tampak tak bersemangat. Apa yang membuatnya tak bersemangat ya ?
Saat Pak Ade meminta semua murid mengeluarkan PR Matematika, wajah Mirel semakin muram. Sita mengira Mirel sakit.
“ Mirel, kamu sakit ya ?”, tanya Sita.
“ Tidak. “, jawab Mirel pelan.
Pak Ade berkeliling memastikan semua murid membawa PR matematika.
“ Semua membawa PR matematika ?”, tanya Pak Ade.
Iya, Pak.”, jawab semua murid serentak.
Pak Ade mengajak membahas PR bersama. Pak Ade mengeluarkan kartu warna-warni dari  “Keranjang Rahasia” , kemudian membagikan kepada semua murid. Ada kartu warna: merah jambu, biru, kuning, hijau, merah, oranye, dan hitam. Wah untuk apa ya kartu warna-warni itu? Semua murid menatap heran kartu itu. Murid yang mendapat kartu hitam diminta mengerjakan soal di depan. Namun mereka bebas memilih soal yang akan dikerjakan. Sedangkan murid yang mendapat kartu warna lain bertugas untuk mengoreksi jawaban.  
Satu persatu murid maju, namun Pak Ade heran, mengapa yang maju ke depan hanya 4 orang, padahal PR matematika berjumlah 5 soal.
“ Siapa lagi, yang mendapat kartu hitam?”, tanya Pak Ade.  
Mirel maju dengan ragu-ragu. Lisa, Doni, Sari, dan Nana sudah memilih soal. Mirel terpaksa mengerjakan soal yang tersisa. Ia terdiam kaku melihat soal nomor 4. Dia ragu-ragu karena belum mengerjakan soal nomor 4. Wajahnya pucat saat hendak menuliskan di papan tulis. Tangannya bergetar memegang buku dan spidol. Keempat temannya telah selesai menuliskan jawaban PR. Mirel masih berdiri di depan. Satupun jawaban belum dia tulis.
“ Mirel, lama nih, cepetan dong! “, terdengar ucapan seorang kawan dari belakang
Mirel masih menunduk menatap buku PR-nya. Tangannya bergetar. Buku PR Mirel terjatuh. Saat Mirel mengambil buku, suasana kelas semakin ramai.
“Mirel lama nih !”, ujar Todi.
“Cepetan Mirel, aku mau tahu jawabannya !”, ujar Lisa.
Pak Ade menghampiri Mirel dan melihat soal nomor 4 masih kosong. Mirel menjadi takut dan menangis di depan kelas.
“ Kok nangis, ih.. cengeng!”, ujar Bobo.
 “ Mirel, payah! ”, ujar Andi.
“ Mirel cengeng, Mirel payah !”, ujar teman lainnya.
Pak Ade menepuk pudak Mirel supaya tenang. Ia pun diminta untuk kembali ke tempat dududknya. Sita memberikan sapu tangan untuk menyeka air mata mirel.
“ Jangan nangis, nanti kita kerjain bersama, ya.”, ujar Sita.
“ Aku belum bisa, takut dimarahin Pak Ade”, bisiknya terisak.
“ Tidak apa-apa, kalau belum bisa, nanti kita belajar lagi ya. ”, ucap Pak Ade sambil menepuk pundak Mirel.
Pak Ade memberi pengertian kepada teman-temannya bahwa Mirel memang belum mengerti materi penjumlahan. Suara ramai pun mereda. Akhirnya Pak Ade mengajari kembali penjumlahan pada PR matematika itu. Soal nomor 4 tertulis ‘ 2 + 3 =…’  Pak Ade mengeluarkan bola merah dan meminta semua murid menghitung jumlah bola tersebut. Bola merah berjumlah 2 buah. Kemudian Pak Ade mengeluarkan bola biru,
“ Mirel, bola biru ada berapa?”, tanya Pak Ade.
“ satu..dua..tiga.. tiga, Pak ?”, jawab Mirel. 
Pak Ade menggabungkan semua bola dan meminta murid-murid menghitung jumlah semua bola. Semua murid mencoba menghitung bola-bola itu. 2 bola merah di tambah 3 bola biru menjadi 5 bola. Akhirnya soal nomor 4 dapat terjawab.
Pak Ade mengajari Mirel penjumlahan dengan menggunakan bola warna-warni itu. Sedikit demi sedikit Mirel pun dapat mengerti. Sita ikut membantu Mirel dalam mengerjakan soal penjumlahan lain dengan benda lainnya. Mirel menjadi senang dan bersemangat mengerjakan soal matematika dengan cara asyik. Teman-teman Mirel akhirnya mengerti bahwa Mirel butuh banyak belajar. Mereka tidak lagi meledek Mirel, tetapi membantu Mirel mengerjakan soal mateamtika seperti cara Pak Ade. Mirel tidak takut lagi belajar matematika.  


(Angelina Ratih Devanti, 20 Mei 2014) 

No comments:

Post a Comment