“ Fa, temenin adikmu to “, pinta bunda dengan seruan lembutnya, hmm.. seruan lebut sampai telinga pengang.
“ haah.. temeni apa lagi sih, emang nggak bisa sendirian apa?”, gerutunya.
“ Fa, ajarin tuh, matematika pecahan, bunda uda pusing nih ngajarin Loy “ ,
“ Fa, ngalah dong masa sama anak kecil rebutan gitu
“ Fa..”
“Fa..kamu kan kakkanya jadi kamu wakilin bunda ya.”
“ Fa…
“ Fa..
Arrrgggghh…..
Telinga Fa sudah kebal dengan seruan-seruan permintaan nan memaksa dari sang bunda, sang ayah, dan sang-sang lain Fa sulung dari si bungsu loy tengah penat dengan perannya dalam keluarga sebagai si sulung. Sempat tersirat pertanyaan isengnya
“ duluan keluar dari perut Bunda sih kebanggaan gue nih si yang pertama tapi kok jadi ribet gini sih apa-apa Fa.. kamu kan kakaknya jadi gini jadi gitu aahh.. “
Baru beberapa jam telinga Fa dimasuki getaran suara Ayah dan Bunda tentang perannya itu, kali ini sang Eyang juga menambahkan getaran suara itu dengan logat jawa medhoknya. Sang Eyang memberikan petuah-petuah terutama tentang perannya itu sebagai SI SULUNG
GUE BOSAAAN JADI SI SULUNG…
GUE BOSAN JADI KAKAKK…
ANDAI KU PUNYA KAKAK ??
Teriakan hati karena pengab dengan perannya menjadi si sulung, si kakak, si anak pertama yang merasakan duluan kasih mama sebelum hadirnya si bungsu.
Leyeh-leyeh bersama Kakak Bayangan..
“ Ya namanya juga jadi kakak tuntutanya juga lebih berat dan harus tanggung jawab, gue juga pernah kok ngalmain kayak lu, tapi ya di bawa santai lagi aja jangan jadi beban”, ucap si kakak bayangnnya, Lin
“ masa apa-apa gue apa-apa gue, “, keluh Fa.
“ Tiap anak kan punya peran masing-masing Fa, jadi anak bungsu juga belum tentu enak selamanya punya peran dan tanggung jawab juga, di syukurin aja mestinya bangga jadi anak sulung “, ujar Lin
Jadi adik bayangan di tengah-tengah para kakak bayangan..
“ dek.. partiturmu besok aku pinjem dulu, ilang nih !”, ujar kakak Cin.
“ Fa, coba tolong ambilin map biru itu deh coba lu cari partitur Ave Verum “, pinta cici La.
“ hmm.. nice peran agar bergeser nih, sejam jadi adiknya para kakak bayangan.”, gumamnya.
Mencari sosok kakak yang dapat menjadi kakak untuk si kakak
Dalam pergulatan penatnya menjadi kakak, sejenak Fa menghilang dari kebisigan kicauan, “ kamu kan kakaknya” , “ jangan gitu dong, kak,… blablablabla…”
Kakinya mantab melangkah ke ruang latihan koor di ruang musik gereja. Wajah yang tampak bersemamgat dan sumringah karena dia an bertemu dengan para kakak. Fa merupakan anggota termuda dalam kelompok paduan suara gereja, sementara teman-teman lainnya berusia diatas usia dirinya, oleh karena itu Fa tampak senang seklai perannya sejenak bergeser.
Setiap jumat peran gue bisa sejenak berganti, bosan jadi kakak”, ucapnya pada batinnya.
Itulah yang dirasakan Fa ketika bersama dengan para kakak bayanganya apalagi jika mereka semua bisa membuat keisengan padanya, sosok adik dalam dirinya pun mencuat, minta dimanajakan oleh para kakak.
…
“ Fa, lu kan sama dia udah klop tuh, gue liat juga pas kalo jalan bareng kenapa nggak mau??”, Tanya pat saat mereka berbincang tentang sang pengisis hati.
“ emang seru bersamanya tapi masih labil juga kayak gue “,
“ So? Mau seperti apa?”, Tanya pat lagi.
“ mencari seperti seorang kakak, gue nggak mau malah jadi kakak terus kalo jalan sama dia, dirumah udah ‘ngemong’ terus masa pacaran juga smaa perannya, ganti peran ah..”, jawabnya santai dan mantab.
“tetep mencari sosok kakak, mendingan lu tuh ssana jalan sama Mas Kei, nggak Cuma bakal jadi kakak aja, bisa jadi bapak lu !”, ujar Pat asal dan kesal.
“ Weitzz.. peran bokap udah terpenuhi nggak bisa di tambah lagi, peran kakak yang kurang nih”, jawabnya manatab.
Dalam pikiran dan harapan mendambakan sosok kakak. Fa memang lebih sennag bergaul dengan para kakak dibandingkan dnegan teman sebayanya, ya masih ingin ttetap merasakan peran yang berbeda.
Fa termenung…
“ emang salah apa, bergaul dengan kakak-kakak, banyak dibimbing, banyak dapet pandangan bijak malah, kok dibilang aneh sih ??”
“ hmm… kapan gue latihan lagi bersma mereka, rindu nih dengan para kakak…”
“ andai aku punya kakak..”
Seorang sulung yang sesaat penat dnegan peran sulungnya dan mencari yang lebih sulung darinya untuk dapat ‘ngemong’ dirinya. Dia ingin merasakan betapa enaknya menadi adik bahkan adik bungsu..
By me April 22nd 2010 08 :39
No comments:
Post a Comment