Wednesday, April 28, 2010

Tulisan usang (part 4) ; Lempar Bola Salju

Kawanan daun tampak lelah dan saling menjatuhkan diri ke tanah. Cerry-cerry kecil pun tidak tampak tergantung lagi pada keluarga ranting, mereka melayang tertiup sang angin dan entah kemana mereka berpijak..

Di halaman belakang rumah, Keluarga Pak Apel pun tak tampak bergoyang dengan riang. Seakan mereka pergi dan yang tampak lagi-lagi keluarga Ranting; Pak ranting, Bu ranting, anak-anak ranting, dan Kakek batang yang masih kokoh dalam usia senjanya…

Kanvas langir tampak tertoreh sketsa kumpulan awan dengan rona biru pucat …

Dan…

Butiran-butiran putih terjun bebas dari mata Mama awan seakan mama awan sedang menangis dan luapan air mata mutiara nan dingin…

Butiran-butiran dingin itu tersangkut pada para ranting menggantikan para cerry yang sebelumnya tergantung riang disana…

Betapa dinginnya badan butiran-butiran putih itu sampai keluarga ranting harus tahan untuk tidak menggigil karena harus menopang butiran-butiran itu diatas badannya..

waaahh…” butiran-butiran itu pun menutupi kepala tuan Rumah, sekarang kepalanya seperti seorang Opa yang sudah memasuki usia senjanya..

Sebuah pintu terbuka, Na tampak riang melihat lukisan alam yang ada di depan matanya. Butiran-butiran putih nan dingin itu masih bertaburan dan berjatuhan ke tanah. Na mulai memijakkan kakinya pada butiran-butiran putih yang telah menyatu dengan tanah. Tangannya terbuka dan wajahnya menatap Mama awan yang masih terisak dengan air mata mutiara nan dingin itu. Sesekali dia melihat ke sekeliling halaman rumahnya, melirik pada keluarga ranting yang pasti sudah menggigil sejak tadi karena butiran-butiran putih itu menindih badannya yang ramping. Na berpijak, melangkah, dan berlari di hamparan salju yang turun…


Di rumah yang lain..

Mama Bo sedang menasehati Bo agar dia tidak bermain diluar karena salju sedang turun dengan hebatnya. Tetapi Bo pun mengagumi lukisan alam yang tengah ia lihat dari jendela kamarnya. Bo bersikeras untuk keluar dari rumahnya dan ingin merasakan butiran-butiran dingin bak air mata mutiara Mama Awan.

Pintu pun terbuka…

Bo pun akhirnya diperbolehkan untuk bermain bersama sang butiran dingin itu. Bo hanya berpijak tak jauh dari pintu rumahnya dan hanya berdiam melihat lukisan alam di depan matanya, karena dia masih teringat oleh pesan mama untuk tidak bermain dengan butiran dingin itu. Tangannya sesekali menengadah terbuka menampik salju yang tururn..


Na…

Masih berlarian, berputar di halmaan rumahnya berdansa dengan pohon cerry-nya. Tiba-tiba dia teringat boneka salju yang dihadiahkan oleh sang mama padanya,

aku mau membuat Mr. Cool ah..”

Na berjongkok, dengan kedua tangnnya dia mengambil segenggam demi segemnggam butiran dingin yang telah mengumpul itu. Dia mulai membentuk bulatan-bulatan kecil, sedang, dan besar

Dan

Waaaww… Mr. Cool sudah jadi, tapi kurang seru nih ??”

Pandangannya kemudian memotret Bo yang hanya berdiam di depan pintu rumahnya dan tidak merasakan seperti yang ia rasakan.

ahaa..”, sebuah ide mencuat keluat dari kepala mungilnya.

Tangannya kemudian mengambil butiran-butiran membentuk gumplan salju bak bola kasti

Dan “ Bluukk…”,nyaris lemparan itu menegnai wajah Bo. Bo yang sedang terdiam menikmati salju dari ruang yang terbatas, seperti tersadar dari mimpinya. Matanya menajam pada Na yang melempar gumpalan salju itu sambil tangannya melamabai kearah Bo.

Sekejap tersirat keinginan untuk lebih menikmati butiran dingin itu dan tidak memperdulikan demam pada raganya. Dengan langkah yang banyak dari pintu rumahnya. Bo pun akhirnya melangkah untuk megambil salju yang telah menyatu denga tanah itu

Dengan mengerahkan segala tenaganya Bo melempar kembali gumpalan salju putih kearah Na dengan maksud membalas lemaparan Na.

Dan, “ Bluuukk!”, tepat sasaran, bola salju itu melesat di wajah Na..

tersirat senyum Na karena berhasil mengajak bermain Bo, menikmati taburan butiran-butiran putih itu

Tetapi…

Bo melangkah mantab menuju si Mr. Cool dan Na tanpa senyum Bo melempar lagi gumpalan butiran dingin itu kewajah Na

Rasa senang kemudian berganti dengan rasa bingung dan kesal..

Na membuat tameng dari tangan mungilya agar bola-bola alju yag dilemparkan tidak mengenai wajahnya. Rasa senang masih hinggap namun diliputi rasa kesal

Lemparan Bo kali ini meleset sekarang beralih pada Mr.Cool

dan..

Oh..tidak ??”, Na mengeluh dan kecewa.

Kenapa kau hancurkan Mr. Cool ku ??”, Tanya na pelan.

Kenapa kau menimpukku duluan dengan bola salju ini ?”

Aku hanya ingin mengajakmu menikmati butiran-butiran dingin yang sedang bertaburandan bergelimpangan di alas ala mini, karena ini sungguh menarik ketimbang hanya berdiam dan menikmatinya dengan mata saja “

Kau menggangguku dengan bola saljumu, jadi bola salju ini sekarang yang melesat pada mu”

Bluukk…”, Bo melempar lagi gumplaan salju yang dia buat

Bluuukkk”, Na pun melakukan hal yang sama karena sudah 2 kali wajahnya beradu dnegan gumpalan salju kiriman Bo.

Dan mereka terhanyut dalam permainan lempar bola salju…

Butiran-butiran dingin yang saling menggumpal, melayang, terlempar dari tangan-tangan yang tengah menggigil pula karenannya.



By me April 21st 2010, 16:38

No comments:

Post a Comment